Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Jelaskan Pabrik Semen di Pati, Sudirman Soroti Isu Kekeringan

Kompas.com - 21/06/2018, 21:29 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Dua pasangan calon gubernur Jawa Tengah diminta menjawab soal studi kasus terkait rencana penambangan pabrik semen di pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.

Ganjar Pranowo ataupun Sudirman Said pun mempunyai jawaban yang berbeda.

Ganjar Pranowo menilai, studi kasus yang ditampilkan berkaitan dengan rencana pabrik semen. Ia minta masyarakat tidak salah memahami informasi soal pabrik semen.

“Saya kira ada misinformasi kalau dikaitkan dengan penambangan dan itu mungkin video diarahkan pabrik semen di Pati. Sampai saat ini tidak ada pabrik semen yang berdiri,” ujar Ganjar, Kamis (21/6/2018).

Baca juga: Debat Dimulai, Sudirman Said Serang Kinerja 5 Tahun Ganjar Pranowo

Soal pabrik semen di Pati, Ganjar menilai, upaya warga tepat karena dilaksanakan melalui jalur hukum.

Bahkan gugatan warga sempat dimenangkan pengadilan, meski di tingkat Mahkamah Agung, gugatan kandas.

“Sampai hari ini, sampai waktu eksekusi pabrik itu tidak dilakukan. Saya lihat kalau gambar itu ditakutkan itu tidak terjadi. Kebutuhan air petani, itu embung dan sumur dalam. Itu sudah coba dilakukan ESDM. Jadi, jangan sampai keliru dimaknai,” tambahnya.

Sementara itu, Sudirman Said menilai video yang diunggah tidak hanya terjadi di Pati.

Di wilayah sepanjang pantai utara banyak pesantren yang kesulitan sumber air. Dia pun usul agar ada revisi pada tata ruang untuk mengatasi hal itu.

“Di Blora lahan yang dulunya ditanam 1 kali, tapi dipompa kini jadi tanam 3 kali. Teknologi harus masuk mengajak agar pembangunan Jateng bukan urusan APBD tapi urusan semua masyarakat,” ujar Dirman.

Baca juga: Debat Publik, Pendukung Ganjar-Taj Yasin Kenakan Kaus Timnas Indonesia

Sementara untuk daya tampung, Pemda Jateng memiliki program pembuatan 1.000 embung. Embung itu, sambung Taj Yasin, dapat menumbuhkan pertanian di desa.

Sudirman lalu menepis keberhasilan program 1.000 embung. Ia menilai, selama 5 tahun baru 20 embung yang berhasil dibangun.

Ia menilai Pemprov Jateng gagal dalam menyediakan sarana air kepada masyarakat.

“Kita punya tempat dikembangkan, tapi harus tata ruangnya benar. Kita punya 41 sungai besar dan waduk sudah lama tidak dimanfaatkan. Dari 1.000 embung, baru terbangun kurang dari 20 selama 5 tahun ini,” tambah Dirman.

“Bangun embung ongkosnya tidak mahal dan bisa mengajak masyarakat. Tinjau tata ruang, libatkan masyarakat, ajak petani untuk masalah air,” pungkasnya. 

Kompas TV KPU jawa Tengah bekerja sama dengan KompasTV untuk penayangan debat Pilkada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com