SEMARANG, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA masih memperlihatkan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul.
Elektabilitas pasangan nomor urut 1 itu mencapai 54 persen, atau meningkat 3,7 persen ketimbang survei April lalu.
Sementara elektabilitas Sudirman Said-Ida Fauziyah hanya 13 persen, atau meningkat 2,5 persen dibanding periode sebelumnya. Sedangkan 33 persen warga belum menentukan pilihan.
"Dengan waktu tersisa kurang dari 7 hari, hampir mustahil terjadi perpindahan suara secara besar-besaran," kata Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto, memaparkan hasil survei terbaru di Semarang, Kamis (21/6/2018).
Baca juga: Indo Barometer: Ganjar-Yasin 67,3 Persen, Sudirman-Ida 21,1 Persen
Survei kedua LSI Denny JA dilakukan 7-13 Juni 2018 dengan 440 responden.
Responden dipilih secara acak bertingkat dengan cara wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin error +/- 4,8 persen.
Sunarto mengatakan, pasangan Ganjar-Yasin masih unggul di semua bidang termasuk dalam segmen umur dan jenjang pendidikan. Jarak dukungan antar calon dinilai terlampau jauh.
"Sebagian besar larinya ke Ganjar," ucapnya.
Ia pun melihat, partai pengusung PDI-P, sebanyak 84 persen memilih pasangan sesuai rekomendasi partai. Sementara Gerindra, 46 persen mendukung Sudirman-Ida.
"Pemilih grasroot PKS masih terbelah antara dua calon. PAN juga terbelah. Sementara PKB pemilih grasroot dicuri oleh Ganjar," katanya.
Baca juga: Timses Sudirman-Ida Ancam Laporkan Kampanye Hitam ke Penegak Hukum
Sunarto menilai, mesin partai koalisi yang mengusung Sudirman-Ida tak cukup solid bekerja mengamankan suara pemilih di tingkat bawah.
"Mesin partai tidak berjalan efektif. Hampir semua pengusung grasroot konsisten atas pilihannya," tambahnya.
Sementara dilihat dari keterkaitan dengan organisasi keagamaan, 62,83 persen warga Nahdlatul Ulama memilih Ganjar, sementara 8,92 memilih Sudirman.
Sementara dari Muhammadiyah, 29,09 persen memilih Ganjar dan 10,91 persen memilih Sudirman.
"Ganjar didukung oleh mayoritas anggota organisasi Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah," ungkapnya.