Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Rumah Sewa Disiapkan untuk Warga Tergusur Bandara Baru Yogyakarta

Kompas.com - 14/06/2018, 15:20 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Sebanyak 20 rumah sewa disiapkan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk warga yang masih bertahan di lahan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

"Kami menyiapkan sekitar 20 rumah seperti ini. Kalau merasa kurang, nanti kami tambah," kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi saat mengunjungi salah satu rumah sewa di Desa Glagah itu, Rabu (13/6/2018).

Angkasa Pura, lanjut Faik, menghindari upaya paksa mengeluarkan warga yang coba bertahan tanpa jalan keluar bagi warga.

Jalan keluar yang diterapkan adalah warga yang akhirnya keluar IPL akan langsung menempati rumah dengan kondisi yang layak tinggal.

Baca juga: Bandara New Yogyakarta International Airport, Warga Jangan Cuma Menonton

Angkasa Pura berniat menangguh sementara biaya sewa rumah hingga 3 bulan ke depan. Selanjutnya, mereka mengharapkan warga sendiri yang bisa mulai berdaya.

Sampai sekarang, masih ada 37 kepala keluarga yang bertahan di izin penetapan lokasi (IPL) NYIA. Mereka menempati 31 rumah di sana, membuka usaha, menempatkan barang-barangnya, maupun bercocok tanam.

Jauh sebelum memasuki Bulan Ramadhan, AP sudah mengumumkan niat mengeluarkan paksa warga yang masih bertahan lantas memindahkannya seluruh harta hingga ternak mereka ke rumah sewa. Rencana itu urung terwujud hingga kini.

Baca juga: Kata Kapolda, Para Kapolres Stres karena Instruksi Kapolri soal Begal

Pada waktu penundaan sepanjang Ramadhan ini dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan persuasif pada warga hingga mendata kebutuhan-kebutuhan warga bila benar terjadi upaya memindahkan itu.

Kini, rencana pemindahan tidak akan ditunda lagi. Eksekusi akan berlangsung setelah musim Lebaran. Sebelumnya, AP perlu koordinasi dengan Kepolisian Daerah Yogyakarta.

"Terkait ini harus ada koordinasi dengan pihak terkait. Ini masalah waktu saja," kata Faik.

Setelah eksekusi, maka pembangunan bisa dikejar. Sementara ini, proyek pembangunan NYIA sendiri masih dalam tahap pematangan lahan. AP merencanakan konstruksi mulai didirikan setelah pematangan lahan selesai pasca-Lebaran.

Pihaknya menargetkan seluruh sisi udara (airsite) selesai 100 persen di April 2019, termasuk runway sepanjang 3200 meter. Dengan demikian, bandara bisa beroperasi minimal.

Pada April pula, diperkirakan pembangunan hanya menyisakan 50 persen apron dan terminal antara 35-40 persen saja.

Bandara NYIA dirancang beroperasi sepenuhnya di 2020 dengan kemampuan melayani 14 juta penumpang dalam setiap tahunnya.

"(Jadi) tidak ada waktu lagi untuk mundur (eksekusi pengosongan lahan)," kata Faik.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengungkapkan, situasi terus berkembang, di antaranya ada beberapa keluarga yang sudah lebih dulu rela pindah dan menempati tempat tinggal baru.

"Kami tetap memetakan lingkungan mereka kurang apa dan strateginya apa. Semua harus terpetakan detil agar semua terlayani," kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com