Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mereka yang Mudik Menggunakan Sepeda, Antara Tantangan dan Hobi

Kompas.com - 13/06/2018, 16:38 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pada mudik Lebaran tahun ini, pemerintah sebenarnya memberikan layanan mudik gratis baik melalui lembaga Kementerian hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Tak hanya itu, transportasi menuju ke kampung halaman juga semakin berlimpah dan mudah didapatkan. 

Namun tetap saja, sejumlah orang memilih mudik dengan cara tidak biasa. Mereka rela mengayuh sepeda (gowes) hingga ratusan kilometer untuk bertemu keluarga di kampung halaman. 

Para pemudik sepeda ini bukan sekadar nekat atau semata tidak punya uang untuk mudik. Justru mereka menikmati mudik sepeda ini sebagai tantangan menemukan rute baru dan menyalurkan hobi bersepedanya. 

Salah satu pemudik sepeda adaah Sandy Setyawan (30), warga Dusun Karanganyar, Desa Sumberjo, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta.

Pemuda yang bekerja di sebuah pabrik Cikarang, Bekasi, Jawa Barat ini rela menempuh sekitar 600 kilometer (km) dengan sepedanya.

"Sudah tiga kali ini saya mudik menggunakan sepeda," kata Sandy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/6/2018).

Baca juga: Bantah Hoaks, Kakorlantas Polri Taklukkan Tanjakan Kali Kenteng dengan Sepeda Lipat

Sebelum melakukan perjalanan, Sandy mempersiapkan sepeda yang biasa dia gunakan untuk melepas penat saat libur bekerja.

Sandy memasang lampu pada hampir seluruh bagian sepeda demi keselamatan saat mengayuh malam hari.

Dia berangkat dari Bekasi pada hari Jumat (8/6/2018) sehabis buka puasa, menembus kemacetan kota. Lalu melewati jalur utara Jawa. Sandy sampai di Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (12/6/2018).

"Saya berangkat (Jumat) sekitar pukul 19.00 WIB, dan beristirahat di pos gowes Karawang," kata dia.

Selama perjalanan, dirinya memilih gowes malam hari untuk menghindari terik matahari. Siangnya dia gunakan untuk beristirahat, sambil mengisi ulang baterai lampu sepedanya.

 

"Alasan mengapa saya menggunakan sepeda adalah pertama karena hobi dan kedua karena belum berkeluarga juga sehingga mencari pengalaman. Misal besok sudah berkeluarga mudik pakai sepeda, terus istri dan anak disuruh pakai bus, kan kasihan," ucapnya

Alasan lain, Sandy ingin mempromosikan jika bersepeda itu menyehatkan dan bisa dibawa kemana saja tanpa harus membuat polusi.

Dia juga bercerita sejumlah kendala yang dihadapinya selama lima hari bersepeda. Misal, ada kendala ban bocor. Namun itu bukan menjadi persoalan karena Sandy sudah mempersiapkan perlengkapan untuk mengatasinya mulai dari pompa, alat tambal hingga ban serep.

"Selama perjalanan hampir seluruhnya kesannya menarik, banyak kenalan, bahkan ada yang memberikan bingkisan," kenangnya.

Meski menempuh ratusan kilometer, namun Sandy tak merasa sakit atau lelah. Dirinya menerapkan disiplin dalam bersepeda, misalnya ayuhan stabil, berhenti rutin tetapi tidak istirahat total saat tengah bersepeda. 

Baca juga: Dirut JSN: Tanjakan Tol Salatiga-Kartasura Hanya 7,2 Derajat

Sandy mengaku hanya istirahat sekitar 10 menit saat tengah bersepeda.

Untuk urusan fisik, Sandy mengaku banyak makan buah dan memakan menu makan sehat, serta tidak merokok. "Saat istirahat penuh saya usahakan tidur berkualitas," katanya.

Di kampung halamannya, Sandy sudah disambut kedua orang tuanya yakni Pardiyanto dan Sulastri. Nantinya selama mudik akan digunakannya untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Rencananya, dia akan kembali ke Bekasi pada Sabtu (23/6/2018). "Pulangnya mau menggunakan sepeda motor, karena alasan keamanan juga. Rencanan pulangnya kan sudah H+7, sudah sepi," ucapnya.

Melepas hobi bersepeda

Mudik dengan menggunakan sepeda juga dilakukan oleh Feriyanto Wijaya (45), warga Tangerang, Jawa Barat.

Dirinya menempuh perjalanan menuju Pacitan, Jawa Timur, mengayuh sepeda sejauh 650 kilometer untuk bertemu istri tercintanya.

Ferri memulai perjalanan dari Tangerang pada Sabtu (9/6/2018) dan sampai di Gunungkidul pada Rabu (13/6/2018).

"Saya bersama empat orang teman saya dari Tangerang (sampai Gunungkidul). Tetapi mereka kemarin balik (meneruskan perjalanan) menggunakan pesawat dari Yogyakarta. Saya melanjutkan perjalanan ke Pacitan sendiri. Perkiraan sampai sana (Pacitan) nanti malam," ucapnya kawasan Rest Area Bunder, Gunungkidul.

Dia bercerita, jarak Tangerang melalui Losarang yang ditempuh sejauh 200 kilometer. Lanjut ke Bumiayu dengan jarak 185 kilometer dan langsung Yogyakarta dengan jarak 217 kilometer. Dari Yogyakarta dia kemudian menuju Pacitan.

Baca juga: Viral Video Kendaraan Pemudik Mogok Lewati Tanjakan 50 Derajat di Tol Salatiga-Kartasura

 

Saat melalui jalur Gunungkidul, Feri berencana untuk mencoba jalur baru yang melalui jalur Pantai Sadeng dan menuju Pacitan, Jawa Timur. Selain sepi, jalur tersebut dinilai memiliki pemandangan yang bagus.

Feri mengatakan tidak melakukan persiapan khusus untuk mudik dengan sepeda. Dia hanya melakukan servis ringan. Untuk peralatan keselamatan dia membawa peralatan seperti pompa, serta dua tas yang berisi keperluan pribadi seperti jas hujan, minuman dan makanan.

"Alasan saya bersepeda karena memang hobi, saat di sana (Tangerang) biasanya saat liburan dan hanya sebentar. Kali ini bisa lima hari terus gowes kan luar biasa," katanya

Dengan mudik menggunakan sepeda, Ferri mengajak masyarakat untuk mencintai sepeda sebagai salah satu jenis kendaraan umum. Selain murah, sepeda mampu menjaga kesehatan penggunanya. "Yang penting tetap mengedepankan safety riding," paparnya. 

Kompas TV Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengadakan mudik gratis bagi pemudik motor yang akan diangkut dengan menggunakan Kapal Roro.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com