Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Bantu Pemudik yang Tak Bisa Tulis Namanya Sendiri (1)

Kompas.com - 13/06/2018, 11:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Pada hari pertama bekerja, Ariawan mengaku bertugas di dekat pintu loket untuk membantu  para penumpang mengisi daftar nama sebelum diserahkan ke loket. Dia bercerita beberapa kali membantu penumpang yang tidak bisa menulis namanya sendiri.

"Kalau sudah gitu ya saya harus bantu. Kadang kasihan orangnya sudah tua dan pergi sendirian. Saya sering nggak tega," ungkapnya.

Baca juga: Viral Video Kendaraan Pemudik Mogok Lewati Tanjakan 50 Derajat di Tol Salatiga-Kartasura

Dia juga membantu pecalang untuk memecah antrean pemudik yang akan masuk ke dalam kapal agar semuanya lancar.

Menurut Ariawan, para pemudik paling lama mengantre masuk kapal di dalam pelabuhan sekitar 30 menit. Namun jika kondisi normal, kurang dari 10 menit mereka sudah bisa masuk ke dalam kapal untuk menyeberang.

Walaupun beragama Hindu, Ariawan mengaku tidak masalah ikut aktif dalam kegiatan arus mudik dan balik Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk. Rekannya sesama relawan yang beragama Islam, lanjut dia, bertugas pada malam hari.

"Jadi untuk relawan seperti saya yang beragama Hindu, tugasnya siang jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Kalau yang Muslim, jam 8 malam sampai jam 8 pagi. Kalau siang mereka kan puasa," ungkapnya.

Baca juga: Bantah Hoaks, Kakorlantas Polri Taklukkan Tanjakan Kali Kenteng dengan Sepeda Lipat

Walaupun disebut relawan, Ariawan mengaku dijanjikan uang saku. Namun, uang baru akan diserahkan setelah tugas mereka selesai.

"Berapapun dikasih akan saya terima. Ini saja saya sudah bersyukur bisa ikut gabung jadi relawan buat bantu yang mudik. Nanti kalau semisal dapat uang bisa ditabung buat tambahan daftar kuliah. Rencananya sih mau ambil pariwisata," tutur Ariawan.

Padat

Sementara itu, berdasarkan data penumpang PT ASDP Ketapang Gilimanuk, ada peningkatan jumlah pemudik secara signifikan sejak Senin malam (11/6/2018) hingga Selasa (12/6/2018) yaitu 60.463 penumpang, sedangkan satu hari sebelumnya sekitar 49.569 penumpang. Sedangkan kendaraan roda dua mencapai 13.579 unit dan satu hari sebelumnya 9.668 unit.

"Sejak H-7 jumlah terpadat adalah Senin malam hingga Selasa pagi ini karena sebagian sekolah dan kantor sudah libur. Rata-rata pemudik ini melewati pelabuhan Gilimanuk Ketapang sore jelang malam hari atau pagi hari. Itu jam-jam padat penyeberangan," kata GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang Elvi Yoza kepada Kompas.com.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1)

Sejak H-7 hingga H-4 lebaran, total ada 235.361 penumpang yang menyeberang dari Bali ke Jawa, 46.966 unit kendaraan roda dua, dan 27.963 unit kendaraan roda empat.

 

BERSAMBUNG: Baca juga: Cerita Tukang Pijat yang Lebih Senang Banyak Pemudik Naik Mobil, Bukan Motor (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com