Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Berburu Pakaian Bekas alias "Preloved" untuk Lebaran

Kompas.com - 12/06/2018, 14:18 WIB
Junaedi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Baju baru untuk Lebaran tak perlu benar-benar baru. Bagi Arman, warga Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, baju baru bisa berarti baju bekas yang masih layak dipakai.

Dia mengaku jauh-jauh datang ke Pasar Cakar Pekkabata, Polewali Mandar, hanya untuk berburu pakaian bekas dan bermerek yang biasanya baru dibuka dari bal.

Alasannya sederhana. Pakaian-pakaian bekas yang bermerek dan kualitasnya bagus itu harganya miring. Oleh karena itu dia tak malu meski pakai pakaian bekas atau preloved.

Sebelumnya, Arman memang kerap datang berburu pakaian bekas atau yang kerap disebut pakaian cakar di daerah ini apa saja yang bermerek di pasar sentral.

"Harganya murah Pak, bagus kualitasnya. Tidak kalah sama yang di toko. Lumayan untuk Lebaran," ujarnya saat ditemui di Pasar Cakar.

Dia sendiri berburu pakaian bekas di pasar itu untuk mencari baju Lebaran. Dia tak peduli meski pemerintah telah melarang mengggunakan pakaian bekas karena dinilai mengandung bakteri berbahaya untuk kesehatan.

Namun, Arman maupun Rahmat, pembeli lainnya, punya strategi untuk membasmi bakteri. Sebelum dipakai, pakaian-pakaiannya harus direndam terlebih dahulu dengan air panas, kemudian disikat dan dibilas hingga bersih.

"Alhamdulillah Pak, sudah lama saya pakai cakar, belum pernah ada terkena penyakit yang ditularkan dari pakaian tersebut," tutur Rahmat.

Ramai

Sepakan menjelang Lebaran, bursa pakaian bekas Iayak pakai atau cakar di Pasar Sentral Pekkabata ramai diserbu pembeli.

Pakaian bekas bermerek ini menjadi alternatif bagi warga dalam menyiasati tingginya kebutuhan hidup menjelang Lebaran.

Jenis pakaian yang dijual bermacam-macam, mulai dari pakaian anak, kaus oblong, celana jins hingga kemeja. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 25.000 hingga ratusan ribu rupiah tergantung jenis barang dan kualitas barangnya.

"Iya, tergantung dari jenis dan kualitas pakaiannya, misalnya pakaian anak-anak harga Rp 25.000, kemeja Rp 50.000, celana jins biasanya Rp 100.000," kata Anna, salah seorang pedagang.

Pembeli yang datang berbelanja di kawasan ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari laki-laki, ibu-ibu dan anak-anak. Tak sedikit, keluarga pejabat juga kerap berburu pakaian bekas dan bermerek di tempat ini.

Namun untuk mendapatkan barang kualitas bagus, pembeli harus rebutan saat karung atau bak baru dibuka. Kalau tidak, pengunjung hanya bisa memilih barang yang tersisa.

Pembeli juga harus jeli dalam memilih pakaian. Selain demi mendapatkan pakaian dengan merek yang terkenal, seperti Levi's, Edwin, Dickies, Polo, Crocodile dan Guess, pembeli juga harus jeli soal jahitan dan detail pakaian.

Tingginya permintaan konsumen cakar jelang Lebaran tentu saja membawa keberuntungan untuk para pedagang. Jika pada hari pasar biasa, setiap Selasa dan Jumat, mereka hanya membuka satu karung atau bal, jelang Lebaran seperti ini para pedagang rata-rata membuka sebanyak 2-4 bal.

Bal-bal ini biasanya berisi pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri seperti Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Yang menarik di bursa pakaian bekas ini adalah meskipun warga tahu barang dijual adalah barang bekas, namun para pedagang tetap mengatakan "baru".

”Buka baru! Buka baru, dipilih, dipilih” teriak salah satu pedagang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com