Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu Gunung Agung Agung Capai Puluhan Kilometer hingga Luar Karangasem

Kompas.com - 11/06/2018, 15:05 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Letusan Gunung Agung yang terjadi Minggu (10/6/2018) malam disertai semburan abu vulkanik. Semburan abu tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu. Bahkan hujan abu melanda kabupaten lain di luar Karangasem.

Seperti yang terjadi di desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Padahal tempat ini letaknya lebih dari 30 km dari puncak Gunung Agung.

Warga Desa Sulangai Hery Indrawan menuturkan, saat terjadinya letusan Gunung Agung pada Minggu (10/6//2018) malam warga belum menyadari adanya hujan abu.

Apalagi letusan Gunung Agung tidak menimbulkan tanda yang bisa dilihat dari kejauhan.

Warga menyadari terjadinya hujan abu saat bangun pagi.

"Waktu bangun pagi lihat sepeda motor kok banyak debu, ternyata abu dari gunung Agung Agung," kata Hery pada Senin (11/6/2018).

Warga mengetahui terjadinya letusan setelah memperoleh informasi letusan yang ramai beredar di masyarakat. Namun, sampai Senin siang belum terlihat adanya tanda-tanda akan terjadi letusan susulan.

Baca juga: Minggu Pukul 22.14 Wita, Gunung Agung Kembali Meletus

Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali kembali meletus pada Minggu (10/6/2018) malam.

Berdasarkan laporan resmi pos pantau Gunung Agung letusan terjadi pukul 22.14 Wita. Laporan ini juga menyebutkan tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 1 menit 58 detik. Dari sinyal seismik yang terekam, kemungkinan erupsi ini berskala rendah.

Angin mengarah ke Barat. Sehingga jika terjadi hujan abu kemungkinan melanda sektor sebelah Barat Gunung Agung.

Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Pada status inu kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Baca juga: PVMBG Turunkan Status Gunung Agung Jadi Siaga

 

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Selain itu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. 

Kompas TV Hingga kini, masih ada sekitar empat desa yang berada dalam zona bahaya, namun dalam zona ini tidak ada permukiman penduduk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com