Dia menjelaskan, tanggungjawabnya saat bulan puasa semakin bertambah. Sebab ada beberapa pengajian pada malam hari hingga tengah malam atau pengajian saat pagi hingga siang hari.
Namun, Oni tetap setia mengerjakan tugasnya. Bahkan dia mengaku lebih memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai loper koran dari pada operator sound system di masjid
"Jika disuruh memilih antara loper koran atau operator di masjid, saya milih jadi operator masjid karena lebih berkah dan banyak teman juga," jelasnya.
Walaupun tidak mendapat gaji, Oni mendapatkan uang lelah atau bisaroh dari takmir masjid. "Sekecil apapun saya syukuri. Sebagian saya kirim buat anak saya di kampung," jelas Oni.
Dia mengaku tidak akan meninggalkan pekerjaannya sebagai operator dalam keadaan apapun.
"Mungkin sampai tua dan nggak kuat menghidupkan sound system. Pokoknya saya akan tetap di sini untuk menjaga adzan agar tetap berbunyi tepat waktu," jelasnya.
Sementara itu, Ahmad Rifai S (46), salah satu imam Masjid Baiturrahman, Kamis (7/6/2018) mengaku sudah cukup lama mengenal Oni dan pribadi Oni.
"Dia cenderung tertutup orangnya tapi sangat baik. Tapi ada satu hal yang jarang dimiliki oleh orang lain yang ada di Pak Oni yaitu Istiqomah," tuturnya.
"Tidak mudah 11 tahun melakukan hal yang sama setiap hari. Saya nggak pernah lihat dia bosan atau mengeluh. Dia itu penjaga waktu di Banyuwangi," kata Rifai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.