Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbilotohe, Tradisi Tua Gorontalo Menyambut Idul Fitri

Kompas.com - 08/06/2018, 13:27 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Jadi atraksi wisata

Tidak tanggung-tanggung, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menggelontorkan ribuan liter untuk dibagikan ke daerah.

Setiap lokasi yang ditunjuk mendapat 2 drum atau 400 liter minyak tanah, sementara di beberapa titik yang dianggap strategis seprti di dermaga Iluta, Isimu, Tabongo, Lapangan Ipot Tapa, bantaran Kanal Tamalate dan Jembatan Talumolo mendapat 3 drum minyak tanah, 5.000 lampu botol, dan alikusu.

“Yang di beberapa titik ini dikelola bersama oleh organisasi pemerintah daerah,” kata Sastriwati Mangkarto, Kepala Bidang Promosi Pariwisata.

Keelokan gemulai api yang menyala diterpa angin ini menjadi daya tarik bagi semua warga, ini momen penting yang datang setahun sekali.

Tidak heran kemudian pemerintah menjadikan malam pasang lampu ini sebagai atraksi wisata dalam kelender tahunan. Ini melengkapi rangkaian acara wisata tahunan pada bulan Ramadan-Syawal, Festival Beduk, Festival Ketupat dan pacuan kuda.

Untuk menyiapkan malam pasang lampu ini, kaum muda setiap dusun biasanya sudah memasang tonggak bambu di pinggir jalan sejak awal puasa. Pekerjaan ini dilakukan pada malam hari selepas salat tarawih.

“Kalau bekerja siang kan menyita energi, apalagi kami semua menjalankan puasa,” kata Melki Amu, warga Bone Bolango.

Di antara tiang bambu yang terpancang ini akan dipasang kawat bersusun, pada kawat inilah lampu botol ini akan digantungkan sepanjang jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com