Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Frantinus Jelaskan Kronologi Candaan Bom di Pesawat Lion Air JT687

Kompas.com - 07/06/2018, 19:41 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Tim kuasa hukum Frantinus Nirigi yang dibawa pihak keluarga dari Papua, Aloysius Renwarin dan Frederika Korain, membeberkan sejumlah informasi baru terkait kasus dugaan candaan bom di pesawat Lion Air JT687 tujuan Pontianak-Jakarta pada 28 Mei 2018 yang lalu.

Frantinus kembali menjalani pemeriksaan oleh para penyidik PNS Kementerian Perhubungan di ruang Korwas Ditreskrimsus Polda Kalbar dengan didampingi kuasa hukum dan pihak keluarga, Rabu (6/6/2018).

Para penyidik tersebut di antaranya Asep Kosasih Samapta, Andy Hendra Suryaka dan Aditya Purna Ramadhan. Mereka adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Aloysius Renwarin mengungkapkan, berdasarkan keterangan Frantinus, pada tanggal 28 Mei 2018 tersebut dirinya hendak pulang ke Papua. Kemudian, sekitar pukul 18.30 WIB, Frantinus naik pesawat Lion Air yang akan membawanya ke Papua dengan transit terlebih dahulu di Jakarta.

"Frantinus adalah penumpang terakhir yang naik ke dalam pesawat karena ketinggalan kunci motor, dan sesuai dengan tiket pesawat yang dimiliki tersangka duduk pada kursi nomor 2A," ujar Aloysius dalam konferensi pers di Pontianak, Kamis (7/6/2018).

"Kemudian, saat Frantinus masuk ke dalam pesawat ternyata kursi tempat duduk tersangka ditempati orang lain, dan penumpang tersebut minta bertukar tempat duduk, sehingga tersangka duduk di kursi nomor 2C," sambungnya.

Baca juga: Pengacara Frantinus Minta Penyidik Periksa Pilot dan Pramugari Lion Air JT687

Sebelum duduk, Frantinus memasukkan tasnya ke bagasi kabin di seberang tempat duduknya, yakni pada deretan (seat raw) ke-3.

Selanjutnya, pada saat baru duduk di kursi, tersangka melihat pramugari mendorong tasnya secara kuat dan masuk lebih dalam.

"Lalu tersangka spontan berdiri dengan perkataan 'Awas bu, ada tiga laptop dalam tas saya', dengan nada marah, dan jarak tersangka dari posisi pramugari tidak sampai satu meter," ujar Aloysius menirukan ucapan Frantinus.

Mendengar jawaban Frantinus, sambung Aloysius, pramugari meminta agar dia tidak bercanda atau bergurau.

"Jangan bercanda," kata pramugari seperti yang disampaikan Frantinus dalam pemeriksaan tambahan.

Mendapat jawaban demikian, Frantinus kemudian meminta maaf, dan pramugari kemudian menutup kompartemen bagasi kabin, sedangkan Frantinus duduk di kursi.

Selanjutnya pramugari berjalan ke depan. Tak lama kemudian datang sekuriti pesawat menghampiri tersangka dan memerintahkannya supaya keluar.

Tersangka juga disuruh membawa tas ke lorong penyambung antara pesawat dengan gate bandara, serta disuruh membuka isi tas tersebut.

Setelah selesai diperiksa oleh sekuriti, tersangka disuruh masuk kembali ke pesawat dan memasukkan kembali tasnya ke kabin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com