Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rumah Masa Kecil Pramoedya Ananta Toer yang Rusak dan Bocor di Mana-mana (5)

Kompas.com - 07/06/2018, 08:03 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com —  Soesilo Toer (81) harusnya bahagia bisa kembali ke Tanah Air dengan gelar doktor dan harta yang bergelimang. Tetapi, hidup berkata lain.

Dia ditangkap sesaat setelah menginjakkan kaki di bandara di Tanah Air dan dipenjara sekitar enam tahun lamanya gara-gara dituding antek komunis dan terlibat PKI. Apalagi, dia adalah adik kandung dari Pramoedya Ananta Toer yang sudah terlebih dahulu dipenjara karena tudingan yang sama.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1)

Hidupnya hancur. Sulit sekali mendapat pekerjaan di Tanah Air dengan stigma PKI.

Kepahitan hidup lalu membuatnya memutuskan kembali ke kampung halamannya di Blora, Jawa Tengah. Dan dengan kesadaran, ia memilih menjadi pemulung barang bekas yang masih bernilai jual.

Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/5/2018) sore. KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/5/2018) sore.
Baca juga:

Kisah Soesilo Toer Dituding PKI, Jadi Pemulung Lalu Bangun Perpustakaan untuk Sang Kakak (2)

Kisah Soesilo Toer Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Cinta Tanah Air dan Islam Tulen (3)

Kisah Pramoedya Ananta Toer Sempat Lupa pada Adik Sendiri setelah 13 Tahun Dipenjara (4)

 

Di sinilah, di rumah di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan ‎Jetis, Blora, pria yang kerap disapa Soes itu menghabiskan waktu bersama istri dan anak semata wayangnya, Benee Santoso.

Rumah itu merupakan saksi bisu kehidupan Toer bersaudara semasa kecil. Mereka sembilan bersaudara, termasuk Pramoedya Ananta Toer, kakak sulung Soes.

Bagi Soes, di rumah yang rapuh termakan usia itu, memori Soes bersama Pramoedya dan saudara-saudaranya berkelebat setiap hari.

Kondisinya memprihatinkan. Toer yang hidup sehari-hari dari memulung tidak memiliki cukup uang untuk memperbaikinya.

Rumah berdinding kayu usang dan tembok retak itu tidak terawat. Bahkan, pagar masuk menuju rumah itu telah rusak dan tidak berfungsi.

Pagar bersusun kayu setinggi 70 meter‎ itu sudah tak kuat berdiri karena konstruksinya hancur di mana-mana, serta hanya diganjal kayu dan tali.‎ 

Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/5/2018) sore. KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/5/2018) sore.
Di sekitar rumah terdapat berbagai jenis tanaman. Ada pohon pisang, srikaya, dan pepaya.‎

Setiap hujan deras mengguyur, halaman rumah yang dipenuhi rumput liar itu selalu tergenang air. Atap rumahnya bocor di mana-mana, termasuk di dapur.

Dapur di rumah itu disulap menjadi ruang kerja Soes. Bukan seperti ruang kerja kantoran, namun lebih menyerupai gudang.

Di rumah itu terpajang sejumlah foto-foto yang mengabadikan Pram dan Soes.‎ Soes mengatakan, di rumah itu juga ada kamar Pram yang masih dirawatnya. Di Kamar Pram itu ada buku-buku lama yang tertata di rak di dinding. Ada juga kasur tipis berseprai. ‎

Kamar Pram itu memang sengaja dijaga seperti aslinya untuk menerima para tamu yang ingin mengenang kehidupan Pram.

Kondisinya, ya seadanya.

"Katanya rumah ini mau dibangun oleh pemerintah‎. Tapi belum tahu kapan," kata Soes saat ditemui.

Di rumah itu, Soes memang membangun perpustakaan mini untuk mengenang sosok Pramoedya. Perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa (Pataba) namanya.

Selain untuk mengenang sang kakak, perpustakaan mini itu juga diwujudkan untuk mendorong generasi muda setempat gemar membaca.‎

Bersambung ke halaman dua: Jadi rujukan, dikunjungi bule mancanegara...

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com