BANDA ACEH, KOMPAS.com - Sudah menjadi tradisi bagi warga Desa Meunasah Bak Trieng, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, memasak kari sapi dan kambing “kuah beulangong” khas Aceh Besar sebagai menu berbuka puasa warga.
Menu ini kerap dimasak setiap memperingati kenduri Nuzul Qur’an pada setiap pertengahan bulan suci Ramadhan.
“Setiap tahun kami memperingati Nuzul Quran dengan memasak kuah beulangong untuk kenduri bersama,” kata Mukhtar, Kepala Urusan (kaur) Gampong Meunasah Bak Trieng, Sabtu (2/6/2018).
Baca juga: Tradisi Unik Ngabuburit di Madiun, Nonton Kereta Lewat
Menurut Mukhtar, dalam kenduri Nuzul Quran yang dilaksanakan pada pertengahan bulan puasa kali ini, panitia menyediakan dua ekor sapi dan dua ekor kambing.
“Tahun ini, ada dua ekor sapi dan kambing untuk masak kuah beulangong yang dimasak dalam 26 kuali besar,” katanya.
“Biaya kenduri ini sumbangan dari warga, masing-masing warga menyumbang susuai dengan kemampuan. Tetapi untuk janda dan keluarga fakir miskin kita menerima sumbangan,” katanya.
Baca juga: 5 Tradisi Unik Ramadhan di Nusantara
Meski nominal sumbangan warga bervariasi sesuai dengan kemampuan, namun saat pembagian kuah beulangong panitia membagi kepada seluruh warga secara merata tanpa membedakannya.
“Walau sumbangan berbeda, pembagian kuah beulangong sama dan merata tidak membedakan. Selain kuah beulangong dibagikan untuk seluruh warga, kami juga mengundang warga dari tiga desa tetangga untuk kenduri buka puasa bersama,” ungkapnya.
Dimasak kaum lelaki
Memasak kuah beulangong atau masakan kari daging sapi khas Aceh Besar ini, mulai dari persiapan daging sapi, kambing dan berbagai bumbu masak, seluruhnya menjadi tanggung jawab kaum laki-laki hingga kuah beulangong siap dibagi untuk seluruh warga.
“Di desa kami ini setiap tahun ada dua kali kenduri kuah beulangong, yaitu pada saat Maulid dan Nuzul Quran. Jadi sudah tradisi kaum laki-laki yang bertanggung jawab untuk memasak hingga membagikan,” ungkapnya.
Baca juga: Kisah Soesilo Toer Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Cinta Tanah Air dan Islam Tulen (3)
Proses masak kuah beulangong yang dilakukan secara bersama-sama oleh kaum lelaki sejak dari pagi. Usai shalat dzuhur, masakan kuah beulangong telah masak dan siap dibagi.
Lonceng pun berbunyi sebagai pertanda panggilan untuk seluruh warga agar segera ke menasah untuk mengambil kuah beulangong sebagai bekal saat berbuka puasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.