Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Resmikan Rumah Bebas dari Banjir di Dayeuh Kolot Bandung

Kompas.com - 05/06/2018, 18:54 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubenur Jawa Barat Dedi Mulyadi membangun rumah untuk keluarga dengan tujuh anak di Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Selasa (5/6/2018).

Rumah yang berlokasi di gang sempit di daerah permukiman langganan banjir itu sebelumnya ambruk karena sudah lapuk. 

"Ini rumah yang waktu itu sudah miring dan ambruk milik keluarga Mak Entin. Sekarang alhamdulillah sudah selesai dibangun dengan konsep rumah bebas dari banjir. Ini akan menjadi rumah percontohan anti-banjir di Jawa Barat," jelas Dedi seusai melihat langsung pembangunan rumah anti-banjir bersama warga setempat.

Pembangunan ini dilaksanakan oleh koleganya yang berada di Dayeuh Kolot. Rumah tersebut dibangun dengan konsep anti-banjir karena berada di daerah langganan banjir.

Sebelumnya, Dedi mencari koleganya yang bersedia langsung memperbaiki rumah keluarga tujuh anak itu setelah dirobohkan.

Rumah keluarga ini sebelumnya sudah ambruk dan masih ditinggali keluarga miskin itu karena tak ada pilihan lain.

"Di rumah sempit ini anaknya ada tujuh orang dan awalnya dirobohkan untuk diperbaiki. Saya sekarang kembali lagi untuk meresmikan rumah percontohan tanpa banjir di Bandung," kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bantu Warga Cigadung Kota Bandung Miliki Tempat Pemakaman

Rumah anti-banjir ini berbentuk panggung dengan tinggi tiga meter. Terdapat ruang kosong di bawah rumah dan bisa dimanfaatkan untuk beternak ayam atau domba jika tidak banjir.

"Di kemudian hari kampung ini bisa menjadi penghasil swasembada ayam dan domba," kata Dedi.

Dedi mengatakan, setiap rumah di pinggir Sungai Citarum nantinya akan ditata sehingga jaraknya tidak terlalu berhimpitan. Hal itu dilakukan untuk memberi akses perahu bantuan ke gang-gang sempit jika terjadi banjir.

"Alhamdulillah setelah mengetahui rumahnya seperti ini, warga tadi pada mau dibuatkan rumahnya seperti ini," kata Dedi.

Sementara itu, Entin dan keluarganya hanya terlihat menangis saat didatangi kembali oleh Dedi Mulyadi. "Saya tak bisa berkata apa-apa lagi. Terima kasih," ucap Entin.

Badega di Sungai Citarum

Selain penataan rumah anti-banjir di kawasan Citarum, Dedi berencana merekrut para Badega atau penjaga sungai di setiap beberapa kilometer sepanjang Sungai Citarum.

"Seorang Badega ini adalah petugas penjaga sepanjang Sungai Citarum, yang memelihara pepohonan dan kebersihan sungai. Nanti para Badega akan digaji sesuai standar kelayakan," ujarnya.

Baca juga: Haru Cucu saat Anaknya Penyandang Disabilitas Diangkat Adik oleh Dedi Mulyadi

Dengan demikian, kawasan sepanjang Citarum akan dijaga dengan adat kebiasaan Sunda yang selalu menjaga sungai dan lingkungannya. Dengan demikian, warga di kawasan banjir nantinya akan terbebas setiap memasuki musim hujan.

"Jadi nantinya Sungai Citarum akan terus terjaga kelestariannya dan dijaga oleh adat," pungkas Dedi.

Kompas TV Bagaimana hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas pasangan calon di Pilgub Jawa Barat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com