Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Pemilu, Belanja di Pasar Murah Ini Harus Celupkan Jari ke Tinta

Kompas.com - 03/06/2018, 12:42 WIB
Slamet Priyatin,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Rumah Sakit Islam (RSI) Weleri, Kendal, Jawa Tengah, menggelar pasar murah dengan menggunakan sistem pemilihan umum (pemilu) di halaman setempat, Minggu (3/6/2018).

Warga yang sudah selesai berbelanja harus mencelupkan jari ke tinta. 

Mereka hanya diperbolehkan sekali membeli bahan pokok di pasar murah. 

Baca juga: TPID Jawa Tengah Gelar Pasar Murah untuk Masyarakat Tak Mampu

Kepala Humas RSI Weleri Kendal Farid Hermawan mengatakan, hal itu dilakukan agar seluruh pengunjung kebagian barang-barang yang dijual di pasar murah. 

"Yang jari tangannya sudah ada tanda tintanya tidak boleh membeli lagi," kata Farid, Minggu. 

Farid mengatakan, ada empat jenis barang yang dijual di pasar murah, yaitu beras, minyak goreng, gula, dan sirup.

Baca juga: 18-19 Mei, Bazar dan Pasar Murah Ramadhan Digelar di Bekasi Utara

Beras 5 kg dijual dengan Rp 40.000. Kemudian sirup dijual Rp 13.000 per botol, gula pasir Rp 18.000 per 2 kg, dan minyak goreng Rp 19.000 per 1,8 liter. 

"Warga boleh membeli 4 paket sekaligus, bisa juga cuma beli beras atau minyak," ujarnya.

Pasar murah di RSI Weleri digelar setiap tahun menjelang Lebaran.

Baca juga: Pasar Murah Digelar di 44 Lokasi, Ada Dua Harga yang Berlaku

Tujuannya untuk membantu warga sekitar yang kurang mampu.

Ia mengatakan, biasanya harga bahan pokok naik menjelang Lebaran. 

“Meskipun kami tidak menggunakan kupon, tetapi saya yakin yang datang ke sini adalah masyarakat yang kurang mampu," kata Farid. 

Baca juga: Ada 40 Ton Beras di Pasar Murah Serentak Semarang, Mau?

Salah seorang warga dari Ringinarum Kendal, Rahayu, mengaku sudah mengantre di lokasi sejak pukul 06.00.

Ia datang bersama tetangganya.

Rahayu mengaku terkejut ketika diminta untuk mencelupkan jari ke dalam tinta.

Baca juga: Demi Tekan Inflasi, Pasar Murah Digelar di Semarang

“Kaget sebab tahun kemarin tidak seperti ini, tetapi setelah dijelaskan, saya akhirnya tahu," ujar Rahayu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com