Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMP yang Bunuh Diri Dimakamkan, Sang Ayah Berulang Kali Panggil Namanya...

Kompas.com - 02/06/2018, 16:19 WIB
Caroline Damanik

Editor

BLITAR, KOMPAS.com - Isak tangis kerabat mewarnai pemakaman EPA atau EL, seorang siswi SMP di Kota Blitar, Jawa Timur, yang bunuh diri karena diduga tidak bisa masuk sekolah favoritasnya lantaran terkendala sistem zonasi, Jumat (1/6/2018).

Proses pemakaman dilakukan di sekitar rumah korban di Desa/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jumat siang.

Jenazah awalnya ditempatkan di rumah singgah sebelum dimakamkan. Jenazah lalu diangkut dengan mobil dan ditempatkan di peti jenazah berwarna putih. Proses pemakaman EPA berlangsung lancar.

Baca juga: Siswi SMP Bunuh Diri, Diduga karena Khawatir Tak Bisa Masuk SMA Favorit

Seluruh keluarga dan teman-teman korban ikut mengantarkan EPA ke peristirahatan terakhirnya. Sang ayah berkali-kali memanggil nama korban sambil tersedu.

Dalam proses pemakaman tersebut, kakak korban juga sempat melepaskan burung merpati ke udara secara simbolis.

Endang S, ibunda EPA, mengaku sangat terpukul dengan kematian putrinya.

Endang sempat bercerita bahwa EPA sangat ingin bersekolah di sekolah favorit seperti kakak-kakaknya di Kota Blitar. Namun, anaknya itu pesimistis karena berlakunya sistem zonasi.

"Dia inginnya ke tempat seperti mas dan mbaknya. Kalau nilai mencukupi, tapi dia pesimistis karena rayon, zonasi itu," kata Endang, Jumat.

Baca juga: Siswa SD Hamili Siswi SMP, Usia Kandungan Sudah 6 Bulan

Endang pun sangat berharap pemerintah mau mengkaji lagi sistem zonasi yang telah diterapkan tersebut. Sistem, lanjut dia, sebaiknya dibuat seperti dulu agar anak-anak yang ingin bersekolah dipilihnya bisa terealisasi.

"Harapannya bisa kembali seperti dulu lagi karena ini juga terkait dengan perasaan anak," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, EPA ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya pada Selasa (29/5/2018). Dia diduga bunuh diri karena tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya akibat terganjal sistem zonasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com