Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngabuburit Sambil Belajar Belajar Membaca Al Quran Braille

Kompas.com - 30/05/2018, 15:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sambil menungggu buka puasa, belasan penyandang tunanetra belajar membaca Al-Qur'an braille di mushola Baitul Muttaqin Yayasan Kepedulian Tuna Indra Banyuwangi Selasa (29/5/2018).

Acara tersebut digagas oleh Yayasan Aura Lentera untuk mengajari para penyandang tunanetra yang masih belum bisa membaca Al Quran braille.

Acara tersebut rutin digelar seminggu dua kali dan para peserta yang belajar tidak dipungut biaya sama sekali.

Windoyo (39), penggagas kegiatan belajar mengaji Al Quran braille tersebut, kepada Kompas.com, Selasa (29/5/2018) mengatakan, sebenarnya banyak penyandang tunanetra yang ingin tadarus atau membaca Al Quran. 

Tapi mereka terkendala tidak bisa membaca Al Quran dan tidak memiliki Al Quran braille. Mereka biasanya hanya belajar dari mendengarkan suara bacaan Al Quran yang direkam.

"Karena banyak yang ingin belajar maka kami menginisiasi kegiatan ini. Kami belajar bersama-sama. Ada guru ngaji yang juga tunanetra yang kami panggil untuk ngajari," jelas Windoyo yang juga penyandang tunanetra tersebut.

Baca juga: Ingin Buat Kenangan, Seorang Napi Menulis Al Quran 30 Juz di Rutan

Peserta bukan hanya murid Sekolah Luar Biasa (SLB) tapi juga terbuka untuk masyarakat umum penyandang tunanetra.

Imam (34), guru mengaji yang mengajari membaca Al Quran braille kepada Kompas.com mengatakan, seharusnya Al Quran braille dikenalkan sejak dini kepada mereka yang mengalami ganguan penglihatan.

Karena semakin dewasa, menurut Imam, mereka akan semakin kesulitan untuk belajar membaca Al Quran braille.

Menurut Imam, biasanya mereka kesulitan karena mereka kurang percaya diri. Malu sudah besar baru belajar ngaji. Atau karena daya tangkapnya yang memang kurang.

"Ada lagi yang kesulitan untuk belajar karena mereka yang buta bukan dari lahir. Ini butuh penyesuaian, latihan dan kepercayaan diri yang besar untuk memulainya karena ada trauma juga," jelas Imam.

Selain itu, harga Al Quran braille yang cukup mahal juga menjadi salah satu kendala bagi tunanetra.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Louis Braille, Bocah Pencipta Huruf bagi Tunanetra

Untuk belajar membaca dan menulis Al Quran braille, mereka mengandalkan pinjaman Al Quran milik yayasan.

"Nggak apa-apa pinjem dulu. Tapi Minggu depan sudah ada donatur yang akan membantu Al Qur'an braille Juzz 30," jelas lelaki Sarjana pendidikan agama Islam tersebut.

Kepada Kompas.com, Imam menunjukkan contoh Al Quran Juzz 30 yang terjilid rapi seperti buku besar berukuran tebal.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com