Rindu pulang
Kata ‘pulang’ serupa kotak pandora bagi Darojah. Di satu sisi, keinginan untuk pulang selalu menghantui dan membuat dia sulit mengendalikan diri. Namun ketika Darojah menyerah dan memutuskan pulang, dia akhirnya akan kembali sadar, jika dia hanyalah nenek tua yang hidup sebatang kara.
“Perasaan nenek enggak betah ya, tapi terpaksa karena enggak ada yang ngurus di rumah,” ungkapnya.
Lain Darojah, lain pula Sugardi (73). Kakek penerima manfaat asal Kesugihan, Cilacap, ini justru sangat menikmati setiap waktunya di panti jompo. Baginya, kehidupan di panti justru lebih mendamaikan daripada hidup di rumah.
“Lebih enak di panti, daripada di rumah ribut terus sama anak. Di sini makan minum sudah dijamin,” ujarnya.
Sugardi mengaku, sudah dua tahun hidup di panti jompo. Dia kerasan karena dapat berinteraksi dengan tetangga wisma meski dalam kesehariannya, Sugardi lebih banyak merenung sendirian karena sulit bergerak. Penyakit asam urat yang membuat persendiannya kaku.
“Puasa di panti bisa lebih fokus ibadah, tiap hari ada pengajian, menunya ganti-ganti, ada takjil juga setiap sore,” ujarnya.
BERSAMBUNG: Potret Lansia Rayakan Ramadhan di Panti Jompo, Kematian Bisa Datang Kapan Saja (2)