Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: Program Pemerintah Akan Sia-sia Tanpa Bingkai Kreativitas

Kompas.com - 30/05/2018, 12:28 WIB
Reni Susanti

Editor

MAJALENGKA, KOMPAS.com - Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sahur bersama ratusan anggota komunitas Jatiwangi Art Factory (JAF), di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Rabu (30/5/2018).

Cak Imin tak sendiri. Ia datang bersama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo.

Keduanya datang menggunakan 'Bus Cinta' yang disambut seni tradisi 'obrog-obrog', musik tetabuhan dengan lantunan lirik 'Ya Muhaimin Ya Salam'.

Dalam acara tersebut, kepada ratusan anggota komunitas JAF, Cak Imin mengatakan, program pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya daya kreatif di masyarakat.

Baca juga: Ingin Ayahnya Hadir dalam Pembagian Rapor, Bocah 12 Tahun Minta Bantuan Komnas HAM

Tak terkecuali di desa. Sebab desa merupakan subyek pembangunan. Jika didorong dengan industri kreatif, desa akan menjadi penopang kekuatan ekonomi Indonesia.

"Seluruh program pemerintah akan sia sia kalau tidak ada bingkai kreativitas seperti Jatiwangi Art Factory ini,” kata Cak Imin dalam riisnya, Rabu (30/5/2018).

Sementara itu, Eko Putro Sandjojo menegaskan komitmen Kementerian PDTT untuk mendorong tumbuhnya industri dan ekonomi kreatif di seluruh desa di Indonesia.

Pembangunan desa dengan target pengurangan angka kemiskinan, harus didorong dengan kebebasan dan kreativitas masyarakat.

"Kreativitas pemuda tetap akan kita jaga,” tegasnya.

Baca juga: Kolaborasi, Gibran, Kaesang dan Bobby Buka Kedai Rakyat di Medan

Tahun 2018 ini, pemerintah mengalokasikan dana desa Rp 60 triliun untuk 74.910 desa di seluruh Indonesia. Pemerintah meminta masyarakat desa menyalurkan dana tersebut dengan pola padat karya.

Jatiwangi Art Festival

Ketua Komunitas JAF, Ginggi Syarif Hasyim berharap pemerintah semakin memperkuat sisi regulasi yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif sebagai pembangun kesejahteraan masyarakat, khusunya masyarakat Majalengka.

Sebab sejak lama masyarakat Jatiwangi menjadikan tanah liat sebagai basis ekonomi secara turun-temurun.

"Komunitas ini hadir sebagai penggerak ekonomi kreatif dengan pengembangan produk yang bukan hanya produk masal seperti genteng," ujar Ginggi yang berinisiatif membentuk komunitas tersebut sejak 2005 lalu.

"JAF juga mengembangkannya ke ranah seni di mana tanah liat dikreasi menjadi alat musik serta ragam produk kreatif lainnya," tambahnya.

Ginggi menjelaskan, komunitas ini dibentuk untuk mempertahankan semangat kreativitas masyarakat dalam melangsungkan kehidupannya di tengah gempuran industri kapital.

Ia juga ingin menunjukkan bahwa pergerakan ekonomi kreatif tidak melulu harus muncul di kota besar.

"Maka kami ingin mengubah pandangan itu guna mendongkrak martabat perdesaan," tegas Ginggi.

Bahkan, lanjutnya, JAF kini sudah menjadi referensi pengetahuan bagi masyarakat dari Eropa, Amerika, dan banyak negara lainnya.

"Mereka datang ke sini untuk belajar bahwa tanah liat ternyata memiliki nilai lebih dari sekedar produk masal biasa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com