Ganjar-Yasin juga dipilih oleh massa partai-partai nonpengusung, seperti Golkar dan Hanura. Kekuatan Ganjar-Yasin bahkan disokong oleh separuh pemilih Gerindra (58,5 persen), PKS (48 persen), dan PAN (56 persen) yang hingga kini masih belum beralih mendukung Sudirman-Ida. Dengan demikian, Sudirman-Ida harus berjuang keras membalik aliran dukungan massa partai yang sekarang masih berada di pihak lawannya.
Sudirman-Ida harus berjuang keras membalik aliran dukungan massa partai.
Perubahan geografis dan demografis
Dinamika politik juga terlihat pada sisi kewilayahan. Ada kecenderungan Sudirman-Ida menuai pengaruh yang cukup signifikan dengan bergerak di perdesaan sehingga menyusutkan dukungan terhadap Ganjar-Yasin.
Dua bulan lalu, Sudirman-Ida yang memperoleh 11,3 persen dukungan di perdesaan kini menjadi 16,2 persen. Sebaliknya, posisi keterpilihan Ganjar-Yasin cukup stabil di perkotaan, sebelumnya 78,4 persen kini 79,1 persen.
Perubahan Elektabilitas Kandidat di Perkotaan dan Perdesaan
Elektabilitas Sudirman-Ida meningkat di eks Karesidenan Kedu, Pekalongan, Surakarta, dan Banyumas. Di eks Karesidenan Kedu, keterpilihan pasangan ini mengalami kenaikan 7,1 persen, di Pekalongan 3,9 persen, Surakarta 5,1 persen, dan Banyumas 3,2 persen.
Sebaliknya, keterpilihan Ganjar-Yasin juga meningkat di eks Karesidenan Banyumas dari 75 persen menjadi 79,8 persen. Namun, mereka mengalami penurunan dukungan di eks Karesidenan Pati (-7,4 persen), Pekalongan (-3,9 persen), dan Semarang (-1,3 persen).
Perubahan elektabilitas kandidat
Kenaikan keterpilihan Sudirman-Ida juga disumbang oleh membesarnya dukungan dari kalangan Muhammadiyah, yang semula 22,6 persen menjadi 29,5 persen.
Sementara itu, kalangan NU terlihat lebih sulit berubah. Dukungan kalangan NU terhadap Ganjar-Yasin masih sama dengan dua bulan sebelumnya, yakni di kisaran 81 persen.
Dukungan terhadap Ganjar-Yasin berasal dari semua strata usia. Meski demikian, ada kecenderungan membesarnya suara yang diberikan kepada pasangan Sudirman-Ida pada kelompok usia matang dan senior (di atas 35 tahun).
Semula dukungan dari kelompok matang (36-50 tahun) sebanyak 10,6 persen kemudian berubah menjadi 14,6 persen dan dari kelompok senior (di atas 50 tahun) semula 11,6 persen lalu menjadi 17,4 persen. Posisi Sudirman-Ida juga terlihat semakin kuat pada strata pendidikan menengah.
Peningkatan popularitas