Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tukang Sampah Kembalikan Rp 20 Juta yang Ditemukannya di Jalan

Kompas.com - 27/05/2018, 15:18 WIB
Wijaya Kusuma,
Bayu Galih

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Jadi orang jujur, prinsip hidup itulah yang selama ini selalu dipegang erat-erat oleh Jubaidi, seorang tukang sampah di Yogyakarta.

Prinsip itu juga yang membuat pria berusia 65 tahun ini tanpa ragu menyerahkan karung goni berisi uang Rp 20 juta yang ditemukannya kepada polisi, untuk dikembalikan kepada pemiliknya.

Kisah ini sendiri berawal pada Rabu (23/5/2018) lalu, saat Jubaidi menarik gerobak untuk mengambil sampah di rumah-rumah "langganannya" di sekitar Warungboto, Kota Yogyakarta. Di perjalanan, tepatnya di jalan Veteran, dia melihat sebuah karung goni tergeletak.

Awalnya Jubaidi mengira karung goni tersebut jatuh dari gerobak sampah temannya yang lebih dulu berkeliling.

"Posisinya ada di pinggir jalan. Awalnya saya kira isinya sampah. Daripada bikin kotor jalan, saya ambil saja," ujar Jubaidi saat ditemui Kompas.com, Sabtu (26/05/2018).

Baca juga: Modal Jujur, Bengkel Tukiman Sukses di Perantauan...

Jubaidi merasa penasaran dengan isi tas karung goni tersebut. Ia pun berhenti sejenak untuk mengecek isi di dalam karung yang ditemukannya.

Saat dilihat, ternyata karung goni itu di dalamnya bukan berisi sampah, seperti yang ia perkirakan sebelumnya. Tas karung goni tersebut berisi antara lain kipas angin, kalung untuk terapi, power bank, dan ada 19 amplop yang masing-masing berisi uang Rp 10.000.

Tak hanya itu, yang membuat Jubaidi terkejut, dalam karung tersebut juga terdapat sebuah plastik keresek yang setelah dibuka ternyata berisi uang yang cukup banyak.

"Dibungkus dalam tas kresek, uangnya banyak," tutur Junaidi.

Mengetahui hal itu, Jubaidi lantas memutuskan mendatangi rumah Ketua Rukun Tetangga (RT). Sesampainya di rumah Ketua RT, Jubaidi menceritakan dan menunjukkan apa yang ditemukannya.

Setelah itu, ia lantas melapor ke Polsek Umbulharjo. Tas karung goni tersebut beserta isinya ia serahkan ke Polsek.

Keputusan itu ia ambil karena barang tersebut bukan miliknya sehingga bukan haknya untuk memiliki. Jubaidi pun tak kepikiran untuk mengambil sedikit pun dari barang yang ditemukannya tersebut.

Jubaidi juga merasa kasihan dengan pemilik karung goni berisi uang itu. Ia berpikir, pemiliknya tentu kebingungan mencari apalagi kehilangan uang yang cukup banyak.

"Tidak ada pikiran dalam hati untuk mengambil sedikit pun, karena itu bukan milik saya. Yang ada, saya berpikiran pemiliknya pasti kebingungan uangnya hilang, jadi harus dikembalikan," ucap bapak dua orang anak ini.

Baca juga: Kisah Kakek Kamijan, Andalkan Ketela Pohon untuk Bertahan Hidup

ilustrasi uang dalam amplop.Thinkstock ilustrasi uang dalam amplop.
Polsek Umbulharjo, Kota Yogyakarta lalu melakukan penyelidikan atas barang yang ditemukan oleh Jubaidi. Polisi menulusuri siapa pemilik barang tersebut.

Akhirnya, dari penyelidikan diketahui pemiliknya bernama Edy Prastya (48), warga Gunungketur, Pakualaman. Setelah dipanggil ke Polsek dan dilakukan pengecekan keterangan Edy Prastya merupakan pemilik dari tas tersebut.

Karung goni beserta isi dan uang yang ada didalam dikembalikan kepada Edy Prastya pada Jumat (25/5/2018) kemarin.

"Sudah diserahkan kepada pemiliknya, disaksikan Ketua RT dan Pak Jubaidi," ucap Kapolsek Umbulharjo, Kompol Alaal Prasetyo.

Baca juga: Kisah Generasi Ketiga H Abdul Rozak, Bagi-bagi Uang Selama Ramadhan

"Jujur itu penting"

Jubaidi memang bukan asli Yogyakarta. Pria berusia 65 tahun ini berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. Jubaidi bersama istrinya memutuskan hijrah ke Yogyakarta untuk mencari pekerjaan.

"Asli saya Mojokerto. Sekitar 27 tahun lalu saya dan istri berangkat ke Yogya untuk mencari penghidupan di sini," ucapnya.

Setibanya di Yogyakarta, Jubaidi langsung bekerja sebagai tukang sampah. Ia mengambil sampah di rumah-rumah warga yang menjadi "langganannya". Uang yang ia dapat merupakan iuran dari warga yang membayar jasanya itu.

"Penghasilan cukuplah untuk hidup," kata Jubaidi.

Jubaidi kini hidup seorang diri. Dua anaknya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Sedangkan, istrinya sudah meninggal dunia pada 2006 silam.

"Saya nge-kos, ya pindah-pindah. Sekarang di sini ini (RT 020/RW005 Nomor 14, Kebrokan, Pandeyan, Umbulharjo)," ucapnya.

Jubaidi menuturkan, meski menjadi tukang sampah yang hanya mendapat penghasilan dari iuran warga, yang terpenting bagi dia adalah pekerjaan itu halal dan tidak merugikan orang lain.

Pekerjaan sebagai tukang sampah ini ia jalani dengan ikhlas dan senang hati. Sebab, hal apa pun yang dijalani dengan senang dan ikhlas tidak akan terasa berat.

"Jujur itu penting. Itu memang sudah prinsip, dari dulu berjanji yang bukan milik saya akan saya kembalikan, ya kalau menemukan apa pun harus dikembalikan," kata dia.

Prinsip hidup itu juga yang menjadi latar belakang keputusannya. Dia tidak mengambil sepeser pun uang yang ada di dalam karung goni hasil temuannya.

"Saya sering menemukan dompet atau barang-barang yang jatuh. Barang-barang itu saya kembalikan kepada pemiliknya. Kalau enggak ketemu, saya serahkan ke berwajib," tuturnya.

Keputusan mengembalikan barang-barang yang ditemukannya itu pun, tak jarang justru menjadi bahan cibiran teman-temannya. Jubaidi sering diejek "sok jujur" atau "sok tidak butuh uang".

Namun demikian, hal itu tetap tidak mengubah sedikit pun prinsip hidupnya, yaitu jujur.

"Pernah, sering malah dikatakan 'sok jujur', 'sok enggak butuh duit', 'menemukan uang kok dikembalikan'. Tapi ya tetap saja tidak mengubah prinsip saya," kata Jubaidi.

Kompas TV Setiap Hari Pahlawan tiba beliau bercerita tentang bagaimana kemerdekaan diraih dengan darah dan air mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com