Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian 15 Tahun Bandara Kertajati...

Kompas.com - 25/05/2018, 06:03 WIB
Reni Susanti

Editor

MAJALENGKA, KOMPAS.com — Setelah menanti sekitar 15 tahun, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jabar, resmi beroperasi, Kamis (24/5/2018).

Peresmian pengoperasian BIJB Kertajati tersebut ditandai dengan pendaratan pertama (historical landing).

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bangga sekaligus bahagia karena impian masyarakat Jabar memiliki bandara internasional terwujud.

Apalagi, bandara ini memiliki sejumlah keistimewaan, terutama menjadi bandara pertama yang diinisiasi oleh tokoh dan masyarakat Jawa Barat.

Baca juga: Aerocity di Bandara Kertajati Akan Lebih Besar dari India

Keistimewaan kedua, bandara ini adalah bandara di daerah yang paling luas dan besar. Ketiga, karena bandara ini lahir dari tokoh dan masyarakat Jabar, maka bandara ini dimiliki masyarakat oleh BUMD Pemprov Jabar.

Pria yang biasa dipanggil Aher ini pun menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat periode 2003-2008 Danny Setiawan. Danny menjadi salah seorang penggagas BIJB.

"Saya harus sebut, tentu secara khusus Pak Danny Setiawan sebagai gubernur Jabar sebelumnya dan teman-teman dari Kadin Jabar," kata Aher, beberapa waktu lalu.

"Mereka yang menginisiasi dan merencanakan awal bandara ini hingga mendapatkan izin prinsipnya dari Kemenhub pada saat itu," tambahnya.

Dalam perjalanannya sekitar 15 tahun, banyak catatan penting dalam pembangunan Bandara Kertajati, seperti sempat diambil alih pengelolaannya oleh pemerintah pusat pada awal 2016.

Baca juga: Menhub Sebut Bandara Kertajati Terbesar Kedua Setelah Soekarno-Hatta

Namun, pada September 2016, pembangunan dan pengelolaan BIJB batal diambil alih sepenuhnya oleh pemerintah pusat. 

Pelaksanaan pembangunan saat itu kembali dilimpahkan kepada Pemprov Jawa Barat serta PT BIJB.

Keputusan dikembalikannya pengelolaan BIJB dari pemerintah pusat kepada Pemprov Jabar muncul setelah pergantian Menteri Perhubungan saat itu.

Catatan lainnya, BIJB menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang pengelolaannya dilakukan BUMN (PT Angkasa Pura II) dan BUMD (PT BIJB, BUMD milik Pemprov Jabar).

Pada 22 Januari 2018, Pemprov Jabar membuat Kesepakatan dengan PT Angkasa Pura II untuk pengelolaan BIJB di Gedung Negara Pakuan.

Suasana ruang tunggu pesawat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018). BIJB merupakan bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng yang memiliki luas lahan mencapai 1.800 hektar dan akan dioperasikan pada hari Kamis (24/5/2018).  ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Suasana ruang tunggu pesawat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018). BIJB merupakan bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng yang memiliki luas lahan mencapai 1.800 hektar dan akan dioperasikan pada hari Kamis (24/5/2018).
Penerbangan Haji

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Kertajati akan menjadi embarkasi haji antara menyusul daya dukung landas pacu yang belum bisa mengakomodasi pesawat berbadan lebar.

"Format yang akan dilakukan itu diperlakukan sebagai embarkasi antara. Artinya, penerbangan itu akan dilakukan dari Kertajati ke Soekarno-Hatta. Dari Soekarno-Hatta baru ke Saudi," tutur Budi di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta.

Budi menjelaskan, format embarkasi antara dilakukan seperti halnya di Bandara Radin Inten II Bandar Lampung.

Meski hanya menjadi embarkasi haji sementara, secara teknis Kementerian Perhubungan telah memastikan kesiapan bandara tersebut.

Baca juga: Musim Mudik Lebaran, Citilink Buka Penerbangan dari Bandara Kertajati

"Kementerian Perhubungan selaku sektor teknis sudah meneliti berkaitan dengan hal teknis, seperti kemampuan runway, daya dukung, dan teknis lainnya. Prinsipnya dapat digunakan," ujarnya.

Sistem navigasi udara, tambah Budi, juga telah siap. Begitu pula Garuda Indonesia yang akan menjadi maskapai perantara yang membawa jemaah dari BIJB menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Adapun lama penerbangan (Kertajati ke Soekarno-Hatta) kira-kira 45 menit. Sementara panjang landasan pacu bandara itu akan ditambah menjadi 3.000 meter pada Juli mendatang dan ditargetkan rampung enam bulan.

Saat ini, panjang landasan pacu baru 2.500 meter sehingga memang belum bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 yang biasa digunakan untuk penerbangan haji.

Nantinya, Garuda Indonesia akan mengangkut jemaah haji dengan Airbus 330 sampai ke Bandara Soekarno-Hatta.

Kemudian, jemaah akan berpindah ke pesawat Saudi Airlines yang mendapat jatah jemaah wilayah tersebut untuk langsung terbang menuju Arab Saudi.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, perjalanan haji dari dan ke BIJB Kertajati rencananya berjumlah lima kloter dan maksimum 2.500 orang dari wilayah Majalengka dan mungkin Sumedang.

Dia juga memastikan kesiapan Pemerintah Kabupaten Majalengka dan Pemprov Jawa Barat terkait penerbangan haji dari bandara berkode KJT ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com