YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-letusan freatik Merapi, masyarakat di sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi masih beraktivitas seperti biasa.
Meski demikian, mereka sudah menyiapkan peralatan dan perlengkapan jika sewaktu-waktu terjadi letusan lebih besar.
Dari pantauan Kompas.com di sekitar Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, beberapa warga masih beraktivitas di sekitar rumahnya.
Sunaryo adalah salah satunya. Meski selama ini tinggal di hunian tetap Karangkendal, Desa Umbulharjo, namun dia masih memiliki warung bekas rumahnya di Dusun Kinahrejo.
Namun kini warungnya tutup karena bulan puasa.
"Tidak karena letusan ini, tetapi memang kalau puasa tutup," katanya saat berbincang, Kamis (24/5/2018).
Baca juga: Merapi Kembali Erupsi, Para Pengungsi Berharap Bisa Segera Pulang
Bersama istrinya, Sunaryo mengunjungi bekas rumahnya yang luluh lantak akibat erupsi tahun 2010 lalu. Kini rumahnya sudah diubah menjadi warung demi menopang kehidupan sehari-hari.
"Saat erupsi lalu (2010) bapak, ibu dan anak saya meninggal dunia. Rumahnya di situ di bawah. Kami masih satu RT dengan Mbah Maridjan (juru kunci Merapi). Waktu itu saya sudah sampai Tridadi," tuturnya.
Dia mengaku saat ini lebih tenang tinggal di huntap yang berjarak 8 kilometer dari puncak Gunung Merapi bersama warga lainnya. Meski demikian, ia tetap wspada jika terjadi letusan besar.
Saat Kompas.com turun ke bawah, atau ke Dusun Panguk, beberapa warga tampak beraktivitas seperti biasa. Padahal sekitar pukul 10.48 WIB terjadi kembali letusan freatik.
"Kami di sini ya biasa saja. Tetapi kalau malam warga yang laki-laki ronda di sini, jaga saja kalau terjadi aktivitas Merapi yang membahayakan," kata salah seorang warga Panguk, Bardi Wiyono.
Saat ini, Bardi sudah mengamankan beberapa surat berharga. Selain itu, kunci sepeda motor selalu tertancap di kendaraan. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, tinggal tancap gas.
"Kuncinya tidak pernah dilepas, jadi siaga. Dari delapan kali letusan (saat wawancara belum mengetahui ada letusan pukul 10.48 WIB) di sini yang tidak terdengar dua kali yang tadi pagi dan kemarin," ucapnya.
Baca juga: Monyet Ekor Panjang di Kawasan Merapi Mulai Turun Gunung
Kawasan Merapi juga masih dikunjungi wisatawan. Beberapa turis asing tampak asyik mengendarai jip yang disediakan paguyuban asosiasi wisata jip.
"Sesuai SOP saat ini, rute lava tour menggunakan jip sampai Watu Ngaliyan," kata Ketua Paguyuban Asosiasi Wisata Jip wilayah barat, Dardiri
Namun demikian, Dardiri mengatakan saat ini pada Bulan Ramadhan, pengunjung tidak terlalu banyak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.