Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerinduan Jemaah Ahmadiyah Ramadhan di Rumah Sendiri

Kompas.com - 23/05/2018, 12:52 WIB
Fitri Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi


Tetangga Kaget

Menuju rumah jemaah Ahmadiyah memang tidak sulit. Jalanan berdebu menjadi pemandangan menuju Desa Gereneng ini.

Kepadatan mulai nampak di Dusun Gerepek. Di sana terdapat 5 rumah yang hancur atau rusak parah. Bata berserakan, kasur hancur, antena parabola milik jemaah Ahmadiyah tumbang.

Terlihat pula sepda roda tiga rusak dan sebuah boneka beruang kecil berwarna krem yang sobek di bagian tangannya.

"Saya kaget begitu pulang kerja semua hancur. Rumah tetangga saya habis," ujar Rudi, warga Dusun Gerepek, yang rumahnya persis di samping lima rumah yang hancur itu.

Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Merasa Jadi Komoditas Kepentingan Tertentu

Ia mengaku tidak ada ketika kejadian berlangsung. Pekerjaannya sebagai tukang service elektro membuatnya sering ke luar kampung. 

"Saya tak disini saat kejadian, bagaimana saya bisa tahu siapa yang merusak. Salah nanti kalau kita sebut karena tak melihat langsung," katanya menolak bercerita lebih dalam soal keseharian jemaah Ahmadiyah yang berbaur dengan mereka selama puluhan tahun.

Sebagai tetangga, Rudi mengaku tak pernah ada masalah. Anak-anaknya juga belajar iqro' pada jemaah Ahmadiyah.

Selain di Dusun Gerepek, satu rumah di Dusun Penimbung, milik Amaq Hus alias Ismail, turut dihancurkan. Tak ada barang yang bisa diselamatkan dari rumah itu.

Muslihatun, sang tetangga mendekat menceritakan kebaikan Ismail selama ini sebagai tetangga. Namun sayang saat kejadian dia tengah berada di luar desa.

"Baik dia pak, anak saya teman main anak keluarga ini, kami tak ada masalah. Kalau dari cerita yang lain, yang merusak rumah-rumah mereka orang dari desa ini juga tidak ada orang luar," katanya.

"Tapi kan kita dak bisa bicara, karena tidak lihat langsung. Saya hanya takut mereka membakar, karena rumah saya berdekatan dengan rumah yang dirusak," kata Muslihatun.

Baca juga: Menag Serahkan Kasus Penyerangan Jamaah Ahmadiyah ke Kepolisian

Selain rumah, 4 unit sepeda motor juga dibakar warga dalam insiden itu. Bangkai motor mereka dibuang ke sungai.

Senin (21/5/2018) pagi, Gubernur NTB Zainul Majdi mendadak ke lokasi perusakan. Ia melihat langsung kondisi rumah warga Ahmadiyah yang dihancurkan.

Gubernur didampingi Penjabat Bupati Lombok Timur, Ahsanul Khaliq, dan pihak terkait lainnya berdialog dengan warga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, untuk mencari tahu penyebab perusakan tersebut.

Beberapa kali Majdi mengingatkan agar warga tidak menggunakan cara-cara kekerasan jika ada perbedaan keyakinan.

"Jika mereka tidak menyebarkan kita dak boleh melarang mereka. Kalau mereka menyebarkan ada aturan hukum yang akan menjerat mereka," ucapnya.

"Karena menyebarkan ajaran Ahmadiyah dilarang, ada aturannya SKB 3 Menteri tahun 2008" jelas Majdi pada warga.

Saat menyampaikan nasihat di Masjid Kampung, agar tidak merusak dan menerima kembali jemaah Ahmadiyah, warga menolak. Mereka belum bersedia menerima kehadiran jemaah Ahmadiyah kembali ke kampung halaman mereka.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com