UNGARAN, KOMPAS.com - Tradisi membangunkan sahur pada bulan Ramadhan di tiap daerah berbeda-beda. Namun hampir dipastikan, tradisi membangunkan sahur ini identik dengan bunyi-bunyian, baik dari alat musik maupun barang-barang bekas yang difungsikan sebagai alat musik.
Seperti yang dijumpai di Kelurahan Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ini. Ada sekelompok remaja yang menamakan diri pasukan jam dua pagi.
Tugas mereka adalah membangunkan warga yang hendak beribadah puasa dengan cara berkeliling kampung.
Dinamakan "pasukan jam dua pagi", lantaran para remaja ini mulai bergerak setiap jam 02.00 WIB.
Salah seorang anggota Pasukan Jam Dua Pagi, Muh Hisam (34) mengatakan, keberadaan pasukan jam dua pagi ini sudah ada sejak tahun 2006.
Baca juga: Diam Saat Dibangunkan Sahur, Seorang Wanita di Banyumas Ternyata Tewas Digigit Ular King Kobra
"Awalnya hanya tiga orang, alatnya hanya galon dan kentongan dipukuli keliling untuk membangunkan warga menjelang sahur," kata Hisam (34), saat ditemui di sela-sela keliling kampung, Selasa (22/5/2018), dini hari.
Sebenarnya ada beberapa sebutan bagi mereka selain "Pasukan jam dua pagi". Antara lain "02.00 Squad" atau Tim Jagal Demit.
Markas mereka ada di rumah Muhammad Ansori (49), di Dusun Kalipasir RT 01/RW 01. Muhammad Ansori atau yang akrab dipanggil Mbah Sorek ini merupakan tokoh pemuda setempat.
Setiap hari, setiap jam 02.00 WIB rumah Mbah Sorek sudah ramai. Para remaja anggota Pasukan Jam Dua Pagi ini sudah berkumpul dengan membawa peralatan musik, yakni seperangkat bass dan drum.
Agar memudahkan saat berkeliling, alat musik ini dipasang di atas troli sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Alat musik yang cukup modern ini, kata Hisam, pengadaannya sekitar tahun 2011. Seperangkat bass dan drum ini adalah bekas alat musik milik grub rebana di Kalirejo.
"Kami mulai kumpul 02.00 WIB dan keliling kampung sekitar setengah jam, habis itu kumpul lagi di rumah Mbah Sorek," ujarnya.
Baca juga: Tertidur Usai Sahur, Gadis Ini Nyaris Diperkosa Tetangga
Saat ini jumlah anggota "Pasukan Jam Dua Pagi" menjadi 10 orang dari awalnya hanya 3 orang.
Salah satu pemukul musik, Ronal (19) mengatakan, setiap malam dirinya bersama 10 remaja ini, di antaranya Setiadi, Fauzi, Wahyu, Alip dan Amin selalu setia menjalankan patroli sahur ini.
Uniknya lagi, dalam membangunkan sahur ini, mereka tidak sepatahpun melontarkan kata-kata ajakan sahur. Mereka hanya memukul alat musik sesuai irama yang dikehendaki.