Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tradisi Blanggur di Jawa Timur...

Kompas.com - 22/05/2018, 03:30 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak tradisi yang dialakukan oleh masyarakat Indonesia dari berbagai daerah saat bulan Ramadhan.

Tradisi ini biasanya sudah dilakukan turun temurun.

Di Jawa Timur, ada tradisi unik menjelang berbuka puasa. Namanya, Blanggur.  

Asal Nama Blanggur

Dikutip dari arsip pemberitaan Harian Kompas, 16 Septermber 1976, Blanggur merupakan sebuah bambu sepanjang kurang lebih 1,5 meter, bergaris tengah 15 cm , memiliki berat kira-kira 8 ons, dan diisi dengan obat peledak.

Nama Blanggur berasal dari suara yang dikeluarkan.

Ketika bambu terpental ke atas sekitar 300 meter terdengar bunyi "blaang", kemudian terdengar suara ledakan "gluur".

Akhirnya, sebutan Blanggur kental dengan tradisi tersebut.

Mercon Blanggur di Jawa Timur dibunyikan sebanyak 40 buah setiap bulan Ramadhan.

Tiga buah dibunyikan pada malam pertama menjelang Ramadhan, 30 buah setiap sore selama sebulan, dan tiga buah pada malam terakhir puasa.

Sisanya, pada saat selesai salat Ied.

Tradisi Blanggur disaksikan dan dihadiri pengunjung yang menunggu waktu berbuka di Alun-Alun Kota.

Seiring bunyi ledakan yang mampu menembus angkasa sejauh radius sekitar 300 meter sebagai isyarat bagi semua langgar, surau, dan masjid untuk menabuh beduk sebagai pertanda masuk waktu untuk Magrib.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Belanda.

Perkembangan Blanggur

Dalam perkembanganya, seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Juli 1979, tradisi Blanggur mulai ditinggalkan.

Tradisi ini semakin menghilang karena sudah ada media yang menjadi pengingat tibanya waktu buka puasa yang lebih memadai.

Selain itu, adanya imbauan dari kepala daerah dan pemuka agama bahwa blanggur berisiko, maka lama kelamaan tidak lagi dilakukan. 

Blanggur yang menghempas ke udara seringkali tidak dibarengi dengan ledakan. Akibatnya, ledakan terjadi ketika sudah jatuh ke tanah dan bisa menciderai warga yang melihatnya.

Selain faktor keselamatan, biaya juga menjadi pertimbangan. Saat itu, pembuatan Blanggur dinilai tak lagi murah.

Penanda berbuka puasa pun beralih melalui media televisi, radio, serta beduk dan kentungan di berbagai masjid. 

Kompas TV Tradisi ini dilakukan warga Kampung Bustaman, Semarang, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com