Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Spiderman" Cantik Asal Grobogan yang Harumkan Nama Indonesia (1)

Kompas.com - 21/05/2018, 10:41 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Hobi panjat pohon

Ayu lahir dari keluarga petani. Cita-citanya hanyalah ingin mengharumkan nama Indonesia dan mengangkat derajat keluarganya dengan berjibaku melawan gravitasi di papan vertikal.

"Sejak kecil, orangtua berharap saya bisa menjadi polisi. Namun, hal itu kandas karena saya lebih memilih panjat tebing. Saat ada pendaftaran polisi, saya lebih berat berlatih dan mengikuti kejuaraan panjat tebing. Kesempatan itu belum tentu datang kedua kali. Saat ini, panjat tebing adalah jalan hidup saya. Dan cita-cita saya, hanya ingin membahagiakan ayah dan ibu," tutur Ayu.

Maryati, ibu Ayu, mengatakan, keluarga sangat bangga dengan prestasi Ayu. Di mata keluarga, sejak kecil pun Ayu sudah dikenal sebagai sosok yang energik.

Baca juga: Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan...

Menurut Maryati, tak seperti gadis kecil sebayanya waktu itu yang suka bermain boneka, Ayu kecil justru senang berlar hingga memanjat pohon.

"Ayu kecil sering membuat kami waswas dengan kebiasaanya memanjat pohon kelapa dan alpukat hingga ke puncak. Kami tak menyangka, Ayu yang suka berlari dan memanjat pohon itu akhirnya menjadi atlet panjat tebing yang melambungkan nama Indonesia. Selamat Ayu, teruslah berlatih menjadi yang terbaik. Kami bangga padamu," kata Maryati yang merupakan mantan TKI di Arab Saudi ini.

Ramadhan

Dalam beberapa hari ini, Ayu berkesempatan pulang ke kampung halamannya yang berlokasi di kawasan hutan perbukitan karst. Ayu ingin menjalankan ibadah puasa Ramadhan bersama keluarganya di kampung.

Ayu memang baru bisa berkumpul dengan keluarga sejak kejuaraan di Chongqing, 6 Mei lalu.

"Malam ini saya balik ke Yogyakarta, berlatih mempersiapkan untuk Asian Games bersama atlet lainnya. Kami bertekad memborong medali untuk Indonesia. Sebelumnya saya memang jarang pulang karena padat jadwal latihan. Dari mengikuti berbagai kejuaraan, saya perlahan belajar bagaimana mengontrol diri untuk tenang dan fokus," ungkap Ayu.

Di rumah sederhana berukuran 9 x 11 meter, Ayu tinggal bersama kedua orangtuanya. Rumah berdinding tembok dan beralaskan keramik itu sebagian baru saja rampung direnovasi.

"Maaf ya rumahnya seperti ini," tutur gadis berhijab itu.

Baca juga: 40 Tahun Diadopsi Warga Belanda, Andre Menangis Saat Bertemu Ibunya di Lampung

Namun, dia senang karena jerih payahnya di dunia panjat tebing bisa disisihkannya untuk membantu orangtua memperbaiki rumah.

Selama ini, selain dorongan dari rekan dan pelatih, Ayu mengatakan, dukungan kuat keluarganya telah menjadikannya begitu bersemangat untuk menekuni dunia panjat tebing. Ayu sangat mencintai keluarganya, begitu pula sebaliknya.

"Senang sekali rasanya bisa berkumpul bersama keluarga setelah sekian lama tak bertemu. Saya kangen Ayah dan Ibu. Tanpa mereka, saya bukan apa-apa," tutur gadis berhijab itu.

Lulus sekolah menengah atas (SMA), Ayu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Perempuan yang saat ini memiliki tinggi 159 sentimeter dengan berat 57 kilogram tersebut menempuh Jurusan Manajemen (S-1) Universitas Muhammadiyah Semarang. Hanya saja, karena kesibukannya, Ayu harus cuti ketika memasuki semester III.

"Biaya sendiri dari hasil panjat tebing. Usai Asian Games nanti, insya Allah saya akan fokus kuliah, " tuturnya.

 

BERSAMBUNG: Kisah "Spiderman" Cantik Asal Grobogan Bikin Bangga Orang Sekampung (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com