SURABAYA, KOMPAS.com - Penggalian sejumlah lubang pemakaman di Taman Pemakaman Umum Putat Gedhe Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/5/2018), dihentikan oleh warga.
Warga menduga, makam yang digali itu akan digunakan untuk jenazah pelaku bom bunuh diri gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Kecurigaan warga ini muncul melihat sejumlah polisi dan anggota Kodim beberapa kali datang ke lokasi.
"Kemarin sore kami tutup lagi makamnya. Warga tidak berkenan ada makam pelaku bom di sini," kata Hariono, warga Jalan Putat Jaya, Jumat (18/5/2018).
Baca juga: Air Mata untuk Daniel, Anak 15 Tahun yang Meninggal Saat Halau Mobil Pelaku Bom
Selain tidak ingin ditempati jenazah teroris, warga juga mengaku tidak terima karena warga sekitar kompleks makam juga menjadi salah satu korban meninggal akibat ledakan bom bunuh diri gereja.
TPU Putat Gedhe berlokasi di Kelurahan Putat Gedhe, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Lokasi tersebut kerap digunakan untuk memakamkan jenazah yang tidak beridentitas.
Puluhan korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap asal Timur Tengah pernah dimakamkan di komplek makam tersebut pada 2012, misalnya.
Camat Sawahan Yunus mengaku sudah mendengar kabar penolakan warga tersebut.
"Maklum, warga emosi. Jika dipaksakan, saya khawatir warga akan bertindak nekad. Semua harus maklum dan bisa membaca situasi," kata Yunus.
Baca juga: Jenazah Terduga Teroris di Rumah Sakit Tak Kunjung Diambil Keluarga
Sejak aksi bom bunuh diri di 3 gereja dan Mapolrestabes Surabaya Minggu lalu, belum ada satu pun keluarga terduga teroris yang menjemput jenazah pelaku bom bunuh diri.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan, polisi membutuhkan kedatangan keluarga untuk menyempurnakan identifikasi jenazah.
"Kami butuh data pembanding sekunder dari pihak keluarga," katanya.
Jika dalam waktu beberapa hari keluarga jenazah tetap tidak ada yang datang, maka polisi akan menguburkan jenazah-jenazah tersebut ke makam umum.
Ada 13 jenazah pelaku bom yang kini berada di Rumah Sakit Bhayangkara Mapolda Jatim, termasuk pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan pemilik bom yang meledak di Rumah Susun Wonorejo, Sidoarjo.