Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Operasi Mata ini Baru Pertama Kali Digelar di Kabupaten Kami..."

Kompas.com - 18/05/2018, 10:57 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wajah Nenek Agustina Mone (76) terlihat sumringah saat duduk berjejer bersama ratusan warga lainnya di bangku Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menia, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (11/5/2018) pagi.

Sesekali Agustina berbicara dengan putrinya dengan menggunakan bahasa daerah Raijua. Wajah keriput itu terus memandang ke arah petugas medis rumah sakit dan petugas Palang Merah Indonesia (PMI).

Nenek Agustina asal Desa Ledeunu, Kecamatan Raijua. Ia datang bersama seorang putri bernama Martha dan lima orang tetangga lainnya yang menderita gangguan mata dan katarak.

Janda lima anak dan 13 cucu itu begitu gembira karena akan diperiksa mata sebelah kiri yang sudah tidak terlihat lagi, oleh dokter ahli penyakit mata dari Rumah Sakit Kartini Kupang, yang didatangkan khusus oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Baca juga: Sering Muncul di Perairan Kupang, Mamalia di Laut Sawu NTT Sedang Diteliti

Hari itu, mereka baru pertama mendapat pemeriksaan mata secara gratis oleh dokter ahli penyakit mata. Maklumlah daerah yang mereka tempat selama ini sangat terisolir dan jauh dari akses kesehatan.

Jangankan mendapat akses kesehatan, untuk mendatangi rumah sakit di ibu kota kabupaten tersebut, mereka harus menyeberang laut, sebab daerah yang mereka tempati adalah sebuah pulau yang terpisah dari Sabu Besar (pusat Kabupaten Sabu Raijua).

Nenek Agustina bersama warga Kecamatan Raijua lainnya, menyeberang lautan dengan menumpang perahu dengan tarif sekali pergi Rp 50.000.

Dengan jarak tempuh kurang lebih 19 mil laut dari Pulau Raijua ke Pulau Sabu, waktu untuk sampai ke tempat tujuan, antara dua sampai tiga jam.

Baca juga: PT KAI Luncurkan Kereta Kesehatan untuk Layani Warga Berobat Gratis

Nenek Agustina nekat menyeberang lautan, hanya untuk satu tujuan yakni mata sebelah kirinya bisa melihat kembali dengan normal.

"Di tempat kami di Pulau Raijua, hanya ada satu Puskesmas dan satu tenaga dokter umum. Saya ingin mata kiri saya bisa sembuh dari katarak. Sudah hampir dua tahun ini saya tidak melihat lagi akibat gangguan mata ini,"ungkap Agustina bersemangat.

Agustina mengaku, sudah dua hari berada di Pulau Sabu. Dia bersama putrinya dan tetangga, menginap di rumah salah satu kerabat mereka di daerah Menia, Kecamatan Sabu Barat.

Mengenakan kebaya berwarna pink, dipadu dengan kain berwarna kuning kecokelatan bermotif bunga, Agustina mengantre bersama warga lainnya.

Dengan wajah harap-harap cemas, Agustina pun menunggu namanya dipanggil oleh sejumlah petugas PMI Pusat, PMI NTT dan PMI Kabupaten Sabu Raijua.

Tak berselang lama, Agustina yang mendapat nomor antrean 12, akhirnya dipanggil masuk ke dalam ruang pemeriksaan medis.

Sambil berjalan bungkuk dan dipapah oleh putrinya, Agustina kemudian duduk di bangku paling kanan. Dokter kemudian mulai memeriksa kedua matanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com