SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah orangtua pelaku bom bunuh diri Markas Polrestabes Surabaya, di Jalan Krukah Selatan Surabaya dipadati warga, Senin (14/5/2018) malam.
Mereka ingin melihat dari dekat kampung halaman Tri Ernawati, isteri terduga teroris pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya, Senin pagi tadi.
Banyaknya warga yang terus berdatangan membuat pintu gang terpaksa ditutup.
Gilang Pratama, pemuda asal Jalan Ngagel Dadi, mengaku penasaran, karena informasi yang beredar, tim Densus 88 memeriksa rumah keluarga yang melakukan bom bunuh diri pagi tadi.
"Penasaran saja, karena ada info rumahnya diperiksa Densus," ujarnya.
Baca juga: Kapolri: Bom Bunuh Diri Bawa Anak, Pertama di Indonesia
Rumah tersebut sejak siang tadi memang sempat didatangi polisi berpakaian preman.
Namun menurut Ahmad, petugas keamanan RT 9 RW 5 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo Surabaya, tidak ada penggeledahan oleh polisi.
"Karena rumah tersebut bukan tempat tinggal keluarga terduga teroris. Di situ hanya rumah orangtua Tri Ernawati. Erna sendiri dulu juga sempat tinggal di sini," jelasnya.
Belum jelas di mana keluarga tersebut menetap. Ada kabar yang menyebut, keluarga tersebut tinggal di Jalan Ngagel Tirto, ada juga yang menyebut tinggal di kawasan Medokan Semampir.
Baca juga: Menalar Peran Teroris Perempuan di Balik Bom Bunuh Diri Surabaya
Tri Ernawati (43) dan Tri Murtono (50) suaminya, siang tadi meledakkan dirinya di pintu gerbang Markas Polrestabes Surabaya pagi tadi dengan 2 motor.
Keduanya juga mengajak 3 anaknya yakni Muhammad Daffa Amin Murdana (18), Muhammad Dary Satria Murdana (14), serta putri perempuan bungsunya Aisyah Azzahra Putri (7).
Kedua orangtua dan 2 anak lelaki tewas di lokasi, sementara putri bungsunya selamat, setelah terlempar saat bom diledakkan.