MAJENE, KOMPAS.com – Jemaat dan pendeta di Majene, Sulawesi Barat menyatakan duka cita mendalam atas tragedi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur.
Mereka pun mendoakan para pelaku agar bertaubat dan menyadari kesalahannya. Sebab, apa yang mereka lakukan telah mengakibatkan korban materi maupun korban jiwa bagi sesama.
“Kami mendokan para pelaku agar diberi petunjuk ke jalan yang lurus dan menyadari bahwa perbuatan mereka telah menimbulkan dampak traumatik, kematin, hingga kehilangan harta benda,” ujar Pendeta Gereja Immanuel Majene, Dian Paimbonan, Senin (14/5/2018).
Menurut Dian, setiap kali terjadi ledakan bom, ia selalu berdoa agar kasus tersebut adalah yang terakhir kalinya.
Baca juga: Kutuk Bom Surabaya, MUI Nilai Pelaku Teror Tak Beragama
Namun belum sirna rasa traumatik korban, kejadian serupa terjadi lagi. Ia berharap, aparat keamanan bisa menuntaskan kasusnya.
Pasca-bom Surabaya, penjagaan gereja di Majene, diperketat. Hal ini untuk memberikan jaminan agar setiap jemaat yang beribadah tidak perlu takut atau khawatir.
Pantauan di lapangan, puluhan aparat keamanan berjaga di pintu gerbang, halaman gereja, hingga pintu masuk gereja.