SURABAYA, KOMPAS.com — Betapa hancurnya hati keluarga saat Nathanael (8) dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 20.12 WIB.
Pasalnya, pada siang harinya, keluarga asal Jalan Barata Jaya, Surabaya, ini kehilangan Vincencius Evan (11), kakak Nathanael, yang meninggal dunia dalam tragedi teror bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya.
Wenny (47), Ibu Evan dan Nathanael, juga mengalami luka karena kejadian ini. Dia telah menjalani operasi di RS Bedah Surabaya pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan...
Susi, kerabat Wenny, mengatakan, Wenny bercerita bahwa dia melihat sendiri pelaku saat meledakkan diri di halaman gereja.
"Bu Wenny mengaku sempat menengok dan tahu sendiri ada pengendara motor menerobos satpam. Tiba-tiba bom meledak," ucap Susi di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu.
Bergandengan tangan
Saat itu, lanjut Susi, Wenny dan anak-anaknya baru saja turun dari mobil bersama satu anggota keluarga lain.
Kepada Susi, Wenny bercerita, saat itu dia tengah menggandeng putranya, Nathanael, dan kakaknya, Evan, berjalan beriringan.
Namun, baru empat langkah berjalan, menurut Wenny, dia melihat ada motor menerobos halaman Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela dari arah belakang.
Baca juga: Selamat Jalan Evan, Bocah 11 Tahun Korban Ledakan Bom Gereja Santa Maria
Susi mengatakan, Wenny juga sempat bercerita bahwa motor itu sempat dihalangi oleh satpam. Lalu tiba-tiba suara ledakan keras terdengar.
Wenny bersama keluarga dan dua anaknya pun terempas. Belakangan, Susi tahu, sang satpam juga kemudian diketahui menjadi korban ledakan dan tubuhnya hancur.
Kritis
Direktur RS Bedah Surabaya, dr Priyanto Swasono MARS menuturkan bahwa Nathanael sempat mengalami kondisi kritis setelah dibawa dalam kondisi luka parah ke rumah sakit.
Sebelum diumumkan meninggal dunia, Nathan disebutkan dalam kondisi stabil usai menjalani operasi amputasi kaki kanannya.
Namun, kemudian, tekanan darah Nathan tiba-tiba drop.