Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Pontianak Apresiasi Tito Tangani Teroris di Mako Brimob

Kompas.com - 12/05/2018, 15:16 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian diapresiasi ulama Pontianak M Syarif atas upayanya mengakhiri keributan yang terjadi di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob, beberapa hari lalu.

Ulama yang merupakan pengurus teras NU Pontianak itu mengatakan, Polri menunjukkan kelasnya sebagai polisi kelas dunia dalam mengakhiri aksi kerusuhan narapidana terorisme tersebut.

"Di tengah kemarahan karena kelima anggotanya dibunuh dengan keji, Polri mampu bertindak profesional dengan menahan diri agar tidak menyerang secara brutal," ungkap Syarif yang saat ini menjabat sebagai Plt Rektor Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Sabtu (12/5/2018).

Baca juga: Kapolri Berikan Dispensasi Putra Almarhum Bripka Marhum Masuk Kepolisian

Semua itu, sebut Syarif, berkat tangan dingin  Tito Karnavian yang memilih pendekatan soft approach.

"Dialah pengatur strategi operasi meski saat kejadian sedang berada di Yordania," ungkapnya.

Keberhasilan Polri menyudahi kerusuhan dan penyanderaan oleh teroris diapresiasi banyak pihak.

“Kita harus lihat konteks dan situasi kejadiannya. Saya kira langkah Kapolri sudah tepat dengan mengambil pendekatan soft approach,” kata Syarif.

Baca juga: Pascainsiden di Mako Brimob, Kapolri Ingin Bangun Tempat Khusus Tahanan Terorisme

Menurutnya, dalam situasi kericuhan yang disertai penyanderaan anggota kepolisian oleh narapidana terorisme, pendekatan penanggulangan mesti didahulukan sebelum aksi penyergapan dan penyerangan (hard approach).

Sebab, jika cara yang terakhir ini justru didahulukan, sambungnya, kemungkinan besar akan memperbanyak jatuhnya korban.

“Di dalam (ruang tahanan) kan ada sejumlah anggota polisi yang disandera. Tentu tak bisa gegabah langsung diserang, bisa lebih fatal lagi kalau begitu,” tegasnya.

Syarif melanjutkan, penanggulangan terorisme melalui pendekatan lunak memang butuh waktu, tak secepat pendekatan yang mengandalkan cara-cara kekerasan.

Baca juga: Kapolri Sebut Penghuni di Rutan Mako Brimob Lebihi Kapasitas

Polisi bahkan butuh waktu sekitar 36 jam untuk mengambil alih keadaan.

“Jangan salah memahami, apalagi dengan cepatnya menuding polisi lamban dan tidak tegas,” ujarnya.

Ia juga menyayangkan reaksi sebagian pihak yang gampang menuding dan menyalahkan pihak tertentu serta menyeretnya ke masalah politis.

Sikap itu dinilai sama sekali tidak menguntungkan bagi spirit penanganan dan penganggulangan terorisme di Indonesia.

“Jadi, janganlah memperkeruh suasana,” ujarnya.

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian datang ke rumah duka Aipda Anumerta Denny Setiadi di Kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com