Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Letusan Freatik, Status Gunung Merapi Aktif Normal

Kompas.com - 12/05/2018, 12:29 WIB
Wijaya Kusuma,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyampaikan, status Gunung Merapi aktif normal, Sabtu (12/5/2018).

Ia mengatakan, tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi pasca-letusan freatik pada Jumat (11/5/2018). 

"Status Gunung Merapi masih tetap aktif normal," ujar Hanik saat ditemui Kompas.com, di Yogyakarta, Sabtu. 

Baca juga: Merapi Erupsi, Band Europe Tetap Manggung di Boyolali

Ia menjelaskan, letusan freatik Gunung Merapi berlangsung 5 menit.

Setelah itu, aktivitas gunung api yang berada di perbatasan Jawa Tengah dengan Yogyakarta ini kembali normal.

Bahkan berdasarkan pengamatan pada Sabtu ini, tidak ada peningkatan aktivitas.

Baca juga: Sebelum Merapi Erupsi, Juru Kunci Merasakan Sejumlah Tanda

"Sesmiknya juga tidak ada apa-apa," katanya. 

Berdasarkan pengamatan "thermal camera", letusan freatik terjadi di area tiga kawah Gunung Merapi.

Hal itu terlihat dari adanya peningkatan suhu panas yang signifikan.

Baca juga: Surono: Merapi Selalu Jujur, Tidak Mungkin Meletus Tanpa Tanda

Saat puncak letusan, suhu kawah di area tiga mencapai 128 derajat celcius.

"Ada area satu, area dua, area tiga, dan empat. Kemarin itu sumbernya dari area tiga, karena terlihat ada kenaikan suhu yang signifikan, puncak erupsi kemarin (suhu) 128 derajat celcius," kata Hanik. 

"Kemarin setelah erupsi langsung turun suhunya. Sekarang suhunya di area tiga sudah kembali 45,9 derajat celcius," tambahnya. 

Baca juga: Merapi Erupsi, 110 Lebih Wisata Lava Tour Batal Beroperasi

Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik pada Jumat pukul 07.40.

Letusan freatik ini menyebabkan hujan abu di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo.

Kompas TV Pasca letusan sebanyak 160 pendaki dari jalur pendakian selo gunung merapi dievakuasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com