Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Saksi Letusan Freatik Merapi Pagi Ini...

Kompas.com - 11/05/2018, 14:55 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi ini membawa cerita sendiri bagi masyarakat Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Ketua Tagana Kabupaten Sleman Sriyono mengatakan, dirinya yang tinggal di desa Umbulharjo memperhatikan jika letusan freatik Merapi tahun 2018 ini berbeda dengan letusan tahun 2012 dan 2014 lalu.

"Tahun ini ada letusan, kaca di rumah saya pun bergetar. Seperti kereta (api) lewat itu," katanya kepada Kompas.com, Jumat (11/5/2018).

Dia mengatakan setelah letusan, warga panik. Anak sekolah pun berteriak karena mendengar suara dari merapi.

Pasir dan debu letusan Freatik Merapi Kompas.com/Markus Yuwono Pasir dan debu letusan Freatik Merapi

 

Di dekat rumahnya terdapat sekolah dasar, di sana siswa panik karena terdengar suara gemuruh. Sriyono yang juga menjabat sebagai Kepala Sie pemerintahan desa Umbulharjo ini meminta siswa masuk ke halaman rumahnya.

Sriyono memastikan dari 1.740 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 5.055 jiwa penduduk Umbulharjo tidak ada yang mengungsi.

"Tidak ada yang mengungsi, hanya saja ada warga yang terluka karena kecelakaan saat panik turun. Warga saat ini sudah berangsur normal, meski tadi sempat turun," ucapnya.

Di daerah Umbulharjo sendiri, lanjut Sriyono, letusan freatik Merapi menyebabkan butiran debu agak kasar turun. 

Keponakan mbah Maridjan, Miskam, sedang membersihkan debu dan pasir akibat letusan freatik Merapi bersama relawan lain di Dusun Kinahrejo, Sleman, Jumat (11/5/2018).Kompas.com/Markus Yuwono Keponakan mbah Maridjan, Miskam, sedang membersihkan debu dan pasir akibat letusan freatik Merapi bersama relawan lain di Dusun Kinahrejo, Sleman, Jumat (11/5/2018).
Cerita lain datang dari keponakan mbah Maridjan, Miskam. Dia mengatakan dirinya sengaja datang ke daerah dusun Kinahrejo bersama para relawan lain untuk memastikan kondisi keluarganya aman.

"Memang ada suara gemuruh," katanya.

Dia bersama relawan lainnya sempat memeriksa abu vulkanik yang sempat turun. Ternyata setelah diamati, bukan hanya abu vulkanik yang turun tetapi juga butiran pasir.

Miskam pun menyimpan tumpukan pasir tersebut ke dalam botol. "Di sini (Kinahrejo) pasir, bercampur abu," katanya. 

Kawasan wisata Telaga Putri, Kaliurang, Sleman, ditutup sementara menyusul letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi. Kompas.com/Markus Yuwono Kawasan wisata Telaga Putri, Kaliurang, Sleman, ditutup sementara menyusul letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi.

Sementara itu, aktivitas perdagangan di Kaliadem, lokasi dekat dengan Merapi juga terpantau terhenti. 

Salah seorang pedagang sekitar kaliadem, Rubinah, mengatakan dirinya dan pedagang lainnya memilih untuk tidak beraktivitas untuk sementara akibat letusan freatik Merapi pagi ini. 

Meski letusan Merapi kali ini tidak berbahaya, namun menurut Rubinah, dia terpaksa menutup lapaknya karena adanya debu yang mengotori dagangannya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com