Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Gizi Buruk, Usia 18 Tahun Bobot Hasanudin hanya 20 Kilogram

Kompas.com - 11/05/2018, 14:18 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Seorang remaja bernama Hasanudin, warga Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menderita busung lapar akibat gizi buruk dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Hasanudin sebenarnya sudah berusia 18 tahun. Namun, lantaran menderita busung lapar, tubuhnya terlihat seperti anak kecil berusia 10 tahun. Meski mampu berdiri dan berjalan, tubuh Hasanudin tampak sangat rapuh dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran.

Hasanudin sebenarnya bukan orang desa Cadasmekar, selama ini dia tinggal bersama ibunya yang bernama Emah dan ayahnya yang bernama Ujib di kampung Nagrag, Desa Sukasari, salah satu desa terpencil di Kabupaten Purwakarta.

“Saya sudah enggak sekolah, cuma sampai kelas 6 SD. Kalau bapak nelayan ikan di waduk Jatiluhur. Ibu di rumah saja,” kata Hasanudin saat ditemui langsung di rumahnya, Jumat (11/5/2018).

Baca juga : Atasi Gizi Buruk di Korea Utara, PBB Butuh Dana Rp 1,5 Triliun

Ditanya soal asupan makanan sehari-hari, Hasanudin mengakui jika dirinya memang kurang memakan daging-dagingan. Setiap harinya, Hasanudin hanya memakan ikan-ikan hasil tangkapan ayahnya.

“Enggak pernah (makan daging) seringnya ikan,” ujarnya, singkat.

Sementara itu, Bayu Suryana (26), paman dari Hasanudin mengatakan, kondisi gizi buruk dan busung lapar yang diderita keponakannya baru diketahui sejak tiga tahun lalu.

Hasanudin baru satu pekan ini berada di rumah Bayu di desa Cadasmekar, dengan harapan untuk mempermudah akses pengobatan di pusat kabupaten Purwakarta.

Baca juga : Menteri Susi: Makan Ikan Akan Tingkatkan Kualitas Anak Indonesia

“Sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah. Saya bawa kesini biar bisa berobat. Soalnya kalau dari Sukasari harus nyebrang pakai perahu satu jam, kemudian ke pusat kota Purwakarta satu jam lagi perjalanan,” ucapnya.

Bayu mengatakan, Hasanudin berasal dari keluarga yang terbilang miskin di Kampung Nagrak. Karena kondisi kemiskinan tersebut, lanjutnya, asupan gizi yang diterima Hasanudin terbilang sangat kurang sejak kecil.

“Memang karena faktor ekonomi keluarga selama ini. Keluarga sih berharap ada penanganan untuk Hasanudin. Kasihan melihatnya kalau seperti ini terus,” tandasnya.

Semetara itu, Reza Rinaldi, dokter yang datang untuk memeriksa Hasanudin memastikan remaja itu menderita marasmus. Marasmus adalah satu bentuk kekurangan gizi.

Baca juga : Temuan Baru, Vitamin D Dosis Tinggi Baik Untuk Anak Kurang Gizi

 

Penyebabnya antara lain karena asupan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan.

“Jelas ini busung lapar dikarenakan malnutrisi dan kekurangan energi menahun. Seharusnya diberi asupan makanan bergizi sejak kecil,” jelasnya

Reza menambahkan, dengan usia Hasanudin saat ini, berat badan yang dimilikinya dapat dikatakan tidak sesuai untuk remaja seusianya.

“Beratnya sekarang 20 kilogram. Idealnya usia 18 tahun itu beratnya 45 sampai 50 kilogram,” ungkapnya.

Baca juga : Dalam Debat Pertama Pilgub Jatim, Puti dan Emil Adu Argumen soal Gizi Buruk

Reza mengatakan, kondisi kesehatan Hasanudin bisa membaik. Syaratnya, perlu penanganan dan terapi gizi yang berkelanjutan dan tidak boleh terputus. 

Kompas TV Vania kekurangan gizi, lantaran ketidakmampuan orangtuanya untuk membeli susu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com