YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dan perwakilan warga Dusun Mlangi mengelar pertemuan bersama di Balai Desa Nogotirto, Selasa (8/5/2018), membahas insiden penghadangan pelari maraton.
Pertemuan ini merupakan yang kedua kalinya setelah musyawarah pertama digelar di tempat yang sama pada Senin (7/5/2018).
Dalam pertemuan Selasa kemarin disepakati delapan poin. Salah satunya adalah warga Mlangi dan panita pelaksana lomba lari maraton saling meminta maaf.
Pertemuan tersebut dihadiri penyelenggara lomba lari, yakni Universitas Aisyiyah (Unisa), tokoh masyarakat Mlangi, kepala Desa Nogotirto, perwakilan dari Polsek Gamping dan Polres Sleman.
"Pada prinsipnya persitiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, baik dari Unisa maupun warga Mlangi. Kita bersama-sama berkomitmen untuk memajukan masyarakat," ujar Rektor Unisa, Warsiti, saat ditemui seusai mengikuti pertemuan dengan perwakilan warga Mlangi, Selasa (8/5/2018).
Baca juga : Warga yang Menghadang Pelari Maraton di DIY Siap Meminta Maaf
Sementara itu, perwakilan warga Mlangi, KH Rifqi Aziz Makshum menyampaikan, permasalahan didialogkan bersama dan sudah selesai.
"Masalah ini clear, tidak ada apa-apa. Sudah selesai," tandasnya.
Sebelumnya, rekaman video tentang rombongan pelari perempuan dihadang sejumlah orang viral di media sosial.
Video berdurasi 49 detik tersebut viral antara lain di Facebook dan Instagram. Dari penelusuran Kompas.com, para pelari tersebut ternyata sedang mengikuti kegiatan "Running UNISA 2018" yang digelar Selasa (1/5/2018) lalu.
Kegiatan itu merupakan rangkaian Milad Ke-27 Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Jumlah peserta "Running UNISA 2018" sekitar 1.000 orang. Bahkan, ada peserta lari dari luar negeri.
Baca juga : Kronologi Penghadangan Pelari Maraton di Yogyakarta Versi Masyarakat
Penghadangan itu dilakukan karena sebagian pelari perempuan mengenakan celana pendek dan ketat. Sementara berdasarkan norma di daerah Mlangi dan Sawahan yang merupakan kampung pesantren, perempuan yang berpakaian seperti itu dilarang masuk.
Persoalan itu kemudian diselesaikan dengan jalur musyawarah antara panita pelaksana lomba lari maraton dan warga Mlangi dengan menggelar dua kali pertemuan.