Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Daerah Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekspor Nasional

Kompas.com - 08/05/2018, 13:48 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Daerah memegang peranan penting dan besar dalam pengembangan ekspor nasional. Saat ini ekspor Indonesia masih kalah dibandingkan Malysia, Filipina dan Vietnam.

Menurut Bank Indonesia (BI), untuk mendorong ekspor komitmen policy yang bagus untuk mendukung industri berorientasi ekspor berkembang dengan baik.

Serta bagaimana sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, sebab lokasi dari industri ada di masing-masing daerah.

Pemerintah daerah juga harus punya tujuan yang sama untuk mengembangkan industri berorientasi ekspor. Karena dengan peningkatan ekspor dan pariwisata maka sumber valas bisa ditingkatkan.

Baca juga : BI: Jangan Meributkan Utangnya, tapi Ekspornya...

"Kalau sumber valas Indonesia bertambah, maka stabilitas kurs juga akan tercapai," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara usai acara Seminar Nasional BI dan ISEI bertema Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor di Yogyakarta, Senin (7/5/2018).

Raden Pardede, Wakil Ketua Pokja III Satgas Percepatan Reformasi Struktural mengatakan, pemerintah daerah harus berinovasi untuk mengembangkan industri padat karya berorientasi ekspor. Mereka tidak boleh lagi bergantung pada pemerintah pusat.

"Yang mereka harus lakukan yakni memudahkan semuanya (aturan dan perizinan) sehingga daerah tersebut jadi daerah yang menarik untuk didatangi investasi dan eksportir. Seluruh hambatan-hambatan harus dikurangi," kata dia usai acara seminar.

Baca juga : Ini Langkah BI untuk Dorong Pertumbuhan Investasi di DIY

Di era desentralisasi saat ini, daerah memegang peranan penting oleh karena itu peranan dan inisiatif kepala daerah sangat besar pada perkembangan ekonomi dan peningkatan ekspor.

Menurut dia, investasi dan ekspor merupakan dua sisi mata koin yang sulit dipisahkan. Dalam perkiraannya, jika memakai hitungan rules of time dulu pada era 80-an pertumbuhan investasi sekitar 10 persen per tahun, tapi pertumbuhan ekspornya bisa 15 persen per tahun.

"Jika dikaitkan, silahkan datang investasi. Nah kalau ditambahkan lagi investasi yang berorientasi ekspor. Lalu ditambah lagi insentif, itu akan berikan dampak lebih besar lagi pada perekonomian," pungkas Raden.

Know Your Customer

Muhammad Edhie Purnawan, Anggota Eksekutif Badan Supervisi Bank Indonesia mengatakan, dalam hal mengembangkan eskpro ada sejumlah strategi yang harus disiapkan pengusaha, yakni merasakan apa yang dibutuhkan konsumennya misal dengan penerapan market intelligence.

Baca juga : BI: Pertumbuhan Ekonomi DIY hingga 5,6 Persen di 2018

Jadi apa yang dibutuhkan konsumen lokal dan internasional harus dipelajari dengan detil perilaku konsumen tersebut dan berilah mereka lebih dari yang diharapkan. Misalnya perusahaan tekstil, mendapat order sampai 31 Maret ya barangnya jadi dan sampai tujuan pada 25 Maret.

Kasarnya jika konsumen minta kualitas nilai 7 berilah 10. Maka konsumen akan senang dan tidak berpindah ke lain hati. Itu yang terjadi di Sritex yang bisa ekspor ke lebih dari 100 negara, semoga bisa ditiru oleh perusahaan tekstil lainnya," pungkas Edhie.

Kompas TV Dubes Uni Eropa datang ke Jambi untuk melihat proses pengolahan sawit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com