Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan 300 Jenis Anggrek Langka, Komunitas Pemuda Mamasa Raup Untung Puluhan Juta Per Bulan

Kompas.com - 05/05/2018, 10:45 WIB
Junaedi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

MAMASA, KOMPAS.com – Sekelompok pemuda di Mamasa, Sulawesi Barat, terobsesi mengembangkan tanaman anggrek, termasuk jenis anggrek langka yang diincar para kolektor anggrek nasional maupun dunia.

Berkat ketekunannya merawat anggrek sejak lebih dari dua tahun terakhir, Andre dan kawan-kawannya di Desa Tondok Bakaru, Mamasa, telah mengoleksi sekitar 300 jenis tanaman anggrek cantik yang memanfaatkan area pekarangan rumahnya.

Hobi menanam anggrek ini tidak hanya memuaskan batin sang pemilik, namun juga mendatangkan keuntungan ekonomi yang menggiurkan.

Dengan menjualnya lewat online atau ditawarkan secara konvensonal, Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) Mamasa mampu meraup untung puluhan juta per bulan atau mencapai ratusan juta pertahunnya.

Baca juga: Kampoeng Anggrek Kediri, Wisata Bunga yang Bikin Berbunga-bunga

Green house, tempat penangkaran aneka jenis tanaman anggrek cantik dan langka yang dibuat Andre dan kawan-kawannya itu berdiri sekitar dua tahun lalu.

Andre, yang ditemui di lokasi, Jumat (4/5/2018), menjelaskan, mulanya mereka terobsesi membudidayakan tanaman anggrek yang melimpah karena melihat peluang hutan Mamasa yang mengoleksi beragam jenis tanaman anggrek cantik, termasuk anggrek langka yang menjadi incaran para kolektor anggrek nasional dan dunia.

Tak ada kebun yang luas, tak membuat mereka kehilangan cara mewujudkan impiannya memiliki tempat penangkaran tanaman anggrek.

Area halaman rumahnya yang luas pun disulap jadi green house.

Baca juga: Anggrek Hantu Baru dari Indonesia, Suka Kegelapan dan Berbau Busuk

 

Alhasil berkat ketekunannya merawat dan membudidayakan berbagai jenis tanaman anggrek, KTO mampu mengumpulkan sekitar 300 jenis anggrek, termasuk anggrek langka yang diburu para kolektor anggrek.

Dengan memanfaatkan media tanam yang tersedia secara alamiah di hutan, komunitas KTO mampu menghasilkan aneka jenis tanaman anggrek cantik dengan biaya yang relatif murah.

 

Lecut Semangat

Keberhasilan komunitas KTO mengembangkan anggrek yang mendatangkan keuntungan lumayan telah melecut semangat pemuda lainnya untuk mengembangkan tanaman sejenis untuk diperjual belikan.

Dampak sosial ekonomi dari kegiatan positif Andre dan kawan-kawan ini telah menginspirasi banyak warga di Mamasa.

Baca juga: Keindahan Anggrek Langka Diabadikan dalam Prangko

 

Mereka kini mengembangkan tanaman anggrek tidak hanya sebagai hiasan cantik di taman atau pekarangan rumah, tapi juga tanaman anggrek cantik ini dijual warga dengan harga Jutaan rupiah.

Menurut Andre meski baru dua tahun lebih menekuni profesinya, namun omset penjualannya dalam setahun mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah.

Sistem penjualan tanaman anggrek ke pelanggan dilakukan bertatap muka atau memesan secara online.

Komunitas KTO menjaring kolektor anggrek melalui situsnya mamasaorchid.com atau lewat media sosial Facebook: Komunitas Pencinta Anggrek Mamasa.

Baca juga: Ada Ratusan Anggrek di Kebun Raya Bogor, Ini yang Paling Istimewa

“Kami sudah mengoeksi sekitar 300 jenis anggrek berbagai species. Termasuk anggrek langka yang banyak diburu kolektor anggrek nasional bahkan dunia,” jelas Andre.

Menurut Andre, hutan di Mamasa kaya akan berbagai tanaman berbagai jenis anggrek yang bisa jadi indukan, namun hingga saat ini belum banyak dicari dan dikembangkan secara maksimal.

Ia menjelaskan, agar tanaman anggrek di hutan Mamasa tidak punah, ia bersama komunitasnya mulai membudidayakan berbagai spesies tanaman anggrek cantik di sentra pengembangan Anggrek miliknya.

Agar tidak melanggar ketentuan aturan tentang pembudidayaan tanaman anggrek, KTO saat ini sedang mengurus berbagai kelengkapan administrasi dari Notaris dan berkas-berkas lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com