BANDUNG, KOMPAS.com - Debat publik kedua Pilkada Jawa Barat akan digelar di Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, pada 14 Mei 2018.
Dalam debat kedua ini, para calon hanya akan menjawab empat pertanyaan dengan tema besar 'Menjawab Tantangan Pembangunan Berkelanjutan Untuk Rakyat Jawa Barat'.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat Bidang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, Nina Yuningsih mengatakan empat pertanyaan itu akan dibagi dalam enam segmen.
Empat materi yang akan dibahas antara lain Lingkungan Hidup, Ketahanan Energi, serta Keberlanjutan SDA dan Ketahanan Pangan.
"Format debat memang berbeda sedikit dari yang kemarin diselenggarakan (debat publik pertama). Bedanya, ini akan terdiri dari enam segmen. Hanya akan ada empat pertanyaan dari para panelis yang akan disampaikan moderator. Masing-masing pertanyaan ada tanggapan dari calon lain," ujar Nina saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/5/2018).
Baca juga : Tak Kunjung Bicara di 2 Segmen Debat, Uu Ruzhanul Dihampiri Artis Farhan Saat Jeda
Nina menuturkan, materi dirancang oleh tim panelis yang berisi 18 orang pakar dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat. Format debat sengaja dibuat lebih ringkas agar para calon bisa memberikan penjelasan secara detail dan mendalam terhadap topik yang diperdebatkan.
Empat pertanyaan yang disusun panelis merupakan hasil rumusan yang mengakomodir seluruh usulan pertanyaan yang telah ditampung dalam bank pertanyaan.
"Sehingga secara keseluruhan kami akan mengeksplor kemampuan para calon. Kenapa tidak banyak pertanyaan? Kalau sedikit pertanyaan akan lebih fokus, mendalam, dan lebih interaktif," tuturnya.
"Kemarin kami membuat bank pertanyaan dan kita intisarikan jadi empat pertanyaan yang bisa mengakomodir seluruh pertanyaan. Semua hasil rumusan panelis," tambah Nina.
Format debat kedua nanti, kata Nina, diharapkan bisa membedah lebih dalam gagasan yang ditawarkan para pasangan calon kepada warga Jabar.
"Sehingga warga bisa mengetahui tak hanya kulitnya. Programnya juga harus realistis dan konkret," ungkapnya.
Terkini Lainnya
Terpopuler
Now Trending
