JEMBER, KOMPAS.com - Mendengar kata Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, pasti identik dengan sesuatu yang menjijikkan, kotor, dan bau. Namun, itu tidak berlaku di TPA Pakusari di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Justru, TPA Pakusari menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga yang ingin ber-selfie atau berswafoto dan ingin belajar mengolah sampah.
Menurut Koordinator Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, Muhammad Masbud, awalnya jarang sekali warga yang datang ke TPA Pakusari, karena stigma kotor, menjijikkan, dan bau. “Yang datang kesini, ya karyawan dan para pemulung,” ungkapnya Kamis (3/5/2018).
TPA Pakusari berdiri sejak tahun 1992 dengan luas areal 6,8 hektar. Dan setiap hari, TPA itu menampung sampah sekitar 650 meter kubik.
Baca juga : Karena Sampah, Masyarakat di Sekitar Hutan Mangrove Surabaya Raup Berkah
“Dari jumlah tersebut, yang dikelola hanya 12 persen saja atau sekitar 75 meter kubik,” katanya.
Masbud menambahkan, sejak tahun 2017 lalu, pihaknya berinisiatif merubah wajah TPA tersebut ke arah wisata edukasi.
“Alhamdulillah, banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, seperti Unej, IAIN Jember, Poltek, dan pelajar dari sejumlah sekolah juga datang untuk belajar pengolahan sampah disini,” katanya.
Ada beragam wisata edukasi yang ditawarkan, seperti pengolahan sampah menjadi gas methan, kemudian bank sampah, dan pengolahan sampah organik.
“Setiap minggu tidak kurang dari 500 pengunjung yang datang kesini, apalagi hari libur, jumlahnya pasti membludak, jadi setiap bulan kurang ada 2000 pengunjung yang datang,” ungkap Masbud.
Baca juga : Produksi Sampah di Salatiga Mencapai 109 Ton per Hari, Ini yang Dilakukan Pemkot
Selain wisata edukasi, di TPA Pakusari juga menawarkan sejumlah objek untuk berfoto, yang seluruh propertinya terbuat dari sampah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.