Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah M Fadli, Kehilangan Kaki hingga Jadi Atlet Sepeda Ternama

Kompas.com - 03/05/2018, 08:00 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Minggu, 7 Juni 2015, menjadi hari yang tak terlupakan bagi pebalap sepeda motor, Muhammad Fadli.

Hari itu, dalam ajang SuperSport Asia Road Racing Championship (ARCC) 2015 seri II di Sirkuit Internasional Sentul, Jabar, ia mengalami kecelakaan.

Kecelakaan terjadi sesaat setelah Fadli melintasi garis finish pada posisi terdepan. Akibat kecelakaan tersebut, selama enam bulan ia dirawat di rumah sakit.

Operasi demi operasi ia jalani. Hingga kenyataan pahit harus dilaluinya, ia kehilangan salah satu kakinya. Di tengah kepedihannya ia bertekad untuk segera bangkit.

Baca juga : Kondisi Kaki Kiri M Fadli Usai Kecelakaan Fatal di Sentul

"Hal paling utama yang membuat saya bangkit adalah keluarga. Kalau saya menyerah, apa kabarnya dengan keluarga saya," ujar Fadli kepada Kompas.com seusai kampanye "Ayo Indonesia Bergerak", belum lama ini.

Setelah pulang dari rumah sakit dan bedrest 1 tahun di rumah, Fadli memutuskan untuk aktif bersepeda. Sepeda itu dulunya merupakan alat penunjang latihan dirinya sebagai pebalap.

Keseriusannya terhadap sepeda membuka kesempatan baru baginya. Menjadi atlet sepeda.

"Kesempatan itu kita yang bikin, bukan datang dengan sendirinya. Dengan saya bersepeda setiap hari dan membuat kesempatan, akhirnya kesempatan-kesempatan yang lain datang dengan sendirinya," ungkapnya.

Insiden kecelakaan yang dialami pebalap M Fadli di SentulYoutube Insiden kecelakaan yang dialami pebalap M Fadli di Sentul
Dengan kaki yang tidak sempurna, bukan hal mudah untuk Fadli mengayuh sepeda. Namun ia terus berjuang untuk keluarga, orang-orang yang ia cintai, terutama untuk dirinya sendiri.

Baca juga : M Fadli Sumbang Medali Pertama bagi Indonesia

Ia tak pernah letih berlatih. Tak seharipun ia bolos berlatih. Setiap Senin-Jumat, pagi tiga jam dan malam tiga jam, ia berlatih. Bahkan ia kerap menambah latihan ekstra.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Fadli membawa pulang beberapa medali dalam Asean Para Games 2017, di antaranya perunggu di kelas 1.000 meter dan medali perak di kelas 4.000 meter.

"Tropi paling membanggakan sampai saat ini, tahun lalu dapat 4 medali perak di Asean Para Games. Beberapa bulan lalu saya mengikuti kejuaran sepeda di Myanmar dan mendapat medali emas," ungkapnya.

Kini, Fadli semakin giat berlatih menjelang Sea Games 2018. Ia kerap meningkatkan porsi latihan dalam TC (training camp) di Solo. Tujuannya, memberikan yang lebih baik untuk Indonesia.

"Karena sudah punya pengalaman bertanding, jadi sudah tahu kelemahan dimana, jadi lebih ditingkatkan latihannya," katanya.

Baca juga : Ini Rekam Medis Cedera M Fadli

Apalagi, Indonesia tertinggal dalam hal velodrome. Velodrome Indonesia baru akan selesai dua bulan ke depan. Itu artinya, tim Indonesia harus berjuang lebih keras mengejar ketertinggalan.

Namun ia optimistis Indonesia bisa unjuk gigi dalam Sea Games 2018.

"Cita-cita saya sekarang menjuarai Asian Para Games dan mengikuti Paralimpic di Tokyo," tuturnya.

Sekolah Balap

Selain aktif menjadi atlet, Fadli memiliki dan mengelola sekolah balap motor. Sekolah itu ia dirikan sesaat setelah ia bangkit dari sakitnya.

Ia menceritakan, suatu hari, ia melihat barang-barang yang biasa ia gunakan balap motor. Agar barang itu tak sia-sia, ia berinisiatif mendirikan sekolah balap.

"Alhamdulillah murid-murid saya banyak yang ikut kelas Asia dan juara," tuturnya.

Saat ini, sekolah tersebut sedang vakum karena Fadli sibuk mengikuti TC. Namun ia tetap berkomunikasi dengan mantan murid-muridnya tersebut.

"Saya punya pengalaman dan mereka membutuhkan semacam cerita berbagi pengalaman. Jadi komunikasi tetap terjalin," pungkasnya.

Kompas TV Sesmenpora Gatot Dewabroto menyayangkan lambannya respon dari deputi IV Kemenpora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com