KENDAL, KOMPAS.com - Bupati Kendal Mirna Annisa prihatin pada tingginya angka putus sekolah di wilayahnya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal akan melakukan pendataan ulang jumlah angka putus sekolah.
Mirna mengatakan perlu upaya strategis untuk menanggulangi angka putus sekolah yang tinggi di Kendal, yakni dengan meningkatkan kesadaran pentingnya pendidikan.
Saat ini Pemkab Kendal masih fokus bagaimana cara untuk mengurangi angka anak putus sekolah di kendal.
"Akan kami mulai dari tiap desa," kata Mirna usai mengikuti upacara Hati Pendidikan Nasional, di Stadiun Madya Kendal, Rabu (2/5/2018).
Menurut dia, banyaknya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan pertama di desa-desa bisa mengurangi angka putus sekolah. Disamping itu, juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Baca juga : 3 Anak Buruh Panjat Kelapa Putus Sekolah karena Tak Mampu Beli Seragam
Kasi Kelembagaan Sarana dan Prasarana PAUD dan Pendidikan Non-Formal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal Alwi menambahkan, berdasarkan data tahun 2017 jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Kendal mencapai 4.024 anak.
Untuk memgurangi angka anak tidak sekolah tersebut, pihaknya memprogramkan kejar paket B dan C. “Dalam waktu 2 tahun, Insya Allah akan selesai,” ujarnya.
Persaingan Ketat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu mengatakan, dia tidak ingin ada anak Indonesia yang putus sekolah karena persaingan antarnegara di dunia yang makin ketat membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh.
Baca juga : Jokowi Tidak Ingin Ada Anak Putus Sekolah
"Anak-anak tahu bahwa kita sekarang ini, pemerintah ingin semua anak harus sekolah dengan kondisi baik," kata Jokowi saat menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di SMA N 2 Purwokerto, Banyumas, Jumat (16/6/2017).
"Yang putus sekolah bisa melanjutkan lewat paket A, paket B, paket C, anak-anak yang lain juga diberikan anggaran diberi dana agar dari SD sampai SMA/K semuanya bisa membiayai sekolah dengan KIP," ujar dia.