Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Otopsi, Tidak Ditemukan Proyektil pada Jenazah Poro Duka

Kompas.com - 30/04/2018, 07:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah merilis hasil otopsi jenazah Poro Duka (40).

Poro Duka tewas dalam bentrokan yang terjadi antara polisi dan warga Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat.

Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, dari hasil otopsi, tidak ditemukan proyektil di dalam tubuh Poro Duka.

"Proses otopsi dilakukan oleh pihak Biddokkes Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTT dan disaksikan langsung oleh keluarga Poro Duka dan Kepala Desa Patiala Bawah," ungkap Jules kepada Kompas.com, Minggu (29/4/2018) malam.

(Baca juga : Pengukuran Tanah, Personel Polisi dan TNI Diserang, 1 Warga Tewas )

Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian Poro Duka, keluarga dan masyarakat diminta bersabar menunggu hasil dari tim ahli dan forensik.

Polisi berharap, hasil otopsi ini dapat menjawab pertanyaan keluarga dan seluruh masyarakat. Mengingat saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial bahwa Poro Duka tewas ditembak anggota Polres Sumba Barat.

Tak hanya itu, muncul juga peryataan, ketika insiden berlangsung massa dihujani peluru oleh anggota Polres Sumba Barat, sehingga jatuh korban yang berjumlah sekitar 20 orang.

"Dipastikan bahwa statement-statement tersebut adalah hoax, karena praktik di lapangan tidaklah seperti itu," ujar Jules.

Jules mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpengaruh apalagi mempercayai pernyataan terkait insiden ini di media sosial.

(Baca juga : Kronologi Tewasnya Poro Duka dalam Bentrokan Warga dan Polisi di Sumba Barat )

Ia juga mengecam oknum-oknum tak bertanggung jawab yang dengan sengaja membuat dan menyebarkan opini yang bersifat hoax.

Jules menyebut, seluruh tindakan polisi di lapangan, sesuai dengan prosedur pengamanan, karena ada permintaan bantuan pengamanan oleh masyarakat (PT SMK).

"Karena siapapun masyarakat yang meminta bantuan pengamanan, harus kita bantu lakukan upaya pengamanan dengan sebaik-baiknya. Baik masyarakat secara perorangan, kelompok, badan hukum, perusahaan, dan sebagainya," tegas Jules.

"Jadi tidak benar kalau kita memihak kepada perusahaan pariwisata. Kita melakukan pengamanan, tentunya harus sesuai dengan standar pengamanan dan atas adanya permintaan pengamanan," sambungnya.

(Baca juga : Keluarga Korban Sebut Poro Duka Meninggal karena Ditembak Polisi )

Jules mengimbau masyarakat Sumba Barat, untuk terus bergandengan tangan dan selalu mengedepankan hati dan kepala dingin dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Hal itu demi terwujudnya Sumba yang aman, nyaman, tentram, dan harmonis.

Berita sebelumnya, sebanyak 131 personel gabungan dari Polres Sumba Barat, Brimob Polda NTT, dan Raimas Polda NTT serta dari Kodim 1613 Sumba Barat dihadang, diserang, serta dilempari batu oleh warga.

Pelemparan terjadi saat tim mendampingi Dinas Pertanahan Sumba Barat mengamankan pengukuran tanah.

Akibat insiden itu Poro Duka tewas dan seorang warga lainnya Markus Matti Duka menderita luka.

Keluarga Poro Duka yang tidak terima, kemudian meminta polisi bertanggung jawab penuh atas insiden itu.

Kompas TV Tanah Sumba di Nusa Tenggara Timur, memiliki beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com