Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengukuran Tanah, Personel Polisi dan TNI Diserang, 1 Warga Tewas

Kompas.com - 26/04/2018, 23:08 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com — Sebanyak 131 personel gabungan dari Polres Sumba Barat, Brimob Polda NTT, dan Raimas Polda NTT serta dari Kodim 1613 Sumba Barat dihadang dan diserang serta dilempari batu oleh warga.

Pelemparan terjadi saat tim mendampingi Dinas Pertanahan Sumba Barat mengamankan pengukuran tanah.

Pengukuran tanah tersebut dipimpin Kepala Dinas Pertanahan Kabupaten Sumba Barat Jaungkap E Simatupang di sekitar Pantai Marosi, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, polisi dan TNI mengamankan pengukuran tanah.

(Baca juga: Diserang Anjing Pitbull Penjaga Rumah, Telinga Pencuri Putus)

Hal itu dilakukan berdasarkan surat permohonan bantuan keamanan dari Janis and Associates (kuasa hukum PT Sutera Marosi Kharisma) Nomor 325/JA-EXT/IV/2018 Tanggal 9 April 2018.

“Kegiatan pengamanan berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita saat pengukuran tanah Sertifikasi HGB Nomor 3 s/d 7 atas nama Oki Rehardi Lukita U/An PT Sutera Marosi Kharisma oleh Pihak Pertanahan Kabupaten Sumba Barat," ujar Jules, Kamis (26/4/2018).

Namun, selama pengukuran pengembalian tapal batas milik PT Sutera Marosi Kharisma terjadi penolakan masyarakat sekitar. Namun, setelah mediasi, situasi kembali kondusif dan pengukuran kembali dilanjutkan.

Selanjutnya pada pukul 15.00 Wita, petugas bergeser ke lokasi pengukuran tanah yang lain. Warga setempat lalu menolak disertai pelemparan batu ke pihak pertanahan dan petugas keamanan.

Melihat kondisi itu, petugas keamanan berkomunikasi dan mengingatkan warga untuk tidak melakukan aksi lempar dan menghormati segala keputusan yang telah ditetapkan.

Namun, alih-alih berhenti, warga yang mayoritas membawa parang malah mengamuk dan terus-menerus melempari petugas dengan batu.

(Baca juga: Polisi, TNI, dan Warga Musnahkan 9 Hektar Ganja di Aceh Besar)

Karena terdesak, petugas keamanan melakukan tembakan peringatan. Namun, warga tak mengindahkan peringatan petugas dan malah bertindak brutal dengan melempari petugas secara bertubi-tubi.

"Dalam kondisi terdesak, akhirnya petugas mengeluarkan tembakan gas air mata,” kata Kombes Jules.

Di tengah kericuhan, terdengar teriakan dari kelompok warga bahwa ada yang terjatuh.

Petugas langsung memberikan pertolongan kepada dua warga berinisial PD (40) dan MMD (26) dengan membawanya ke Puskesmas Kabukarudi.

Sesampainya di puskesmas, nyawa PD tak tertolong karena keterbatasan peralatan medis. Jenazah PD kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waikabubak untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab kematiannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com