Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terindikasi Bawa Radioaktif, Kapal Asing Dikejar hingga ke Tengah Laut dalam Latihan Gabungan

Kompas.com - 26/04/2018, 14:10 WIB
Hadi Maulana,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) berkoordinasi guna menindak kapal asing bernama de’Boss yang akan melewati perairan Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (26/4/2018) sekitar pukul 09.00 WIB.

Berdasarkan informasi itu, tim gabungan langsung mengejar kapal yang terindikasi membawa muatan mengandung zat radioaktif (ZRA) tersebut.

Di bawah komando Deputi Operasi dan Latihan Bakamla Laksamana Muda TNI Semi Tjoni Putra langsung mengejar dan menerjunkan kapal patroli KN Bintang Laut-4801 yang dikomandani Mayor Laut (P) Hendra Kurniawan.

Akhirnya Bakamla dan Bapeten berhasil menghentikan kapal de'Boss di perairan Batam dan langsung melakukan penghentian dan pemeriksaan (henrik).

Saat mencari ZRA, petugas yang dilengkapi dengan surveymeter mendapati adanya alarm dan menemukan satu kotak yang tertempel logo radioaktif.

Petugas segera melakukan pengamanan dengan melakukan pembatasan akses di sekitar kotak yang berlogo radioaktif tersebut.

Baca juga: Diduga Akan Mencuri Ikan di Perairan Aceh, Kapal Asing Buronan Interpol Ditangkap

Petugas pemeriksa melaporkan ke KN Bintang Laut-4801 mengenai penemuan kotak tersebut dan segera dilakukan pengawalan ke Dermaga Bakamla, Barelang, Batam, Kepri.

Selanjutnya tim Bapeten yang dibantu oleh anggota Pangkalan Bakamla Barelang melakukan persiapan untuk adanya kemungkinan kontaminasi ZRA dengan membuat area dekontaminasi.

Latihan gabungan

Pengejaran dan pengamanan kapal asing itu merupakan latihan gabungan yang digelar bersama antara Bakamla dan Bapeten.

"Alhamdulillah latihan kelima ini berjalan lancar dan semua berjalan sesuai skenario," kata Laksamana Muda TNI Semi Tjoni Putra, Kamis (26/4/2018).

Semi menjelaskan bahwa bimtek penanganan zat radioaktif adalah pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh Bakamla, khususnya pengawak kapal patroli Bakamla dalam penanganan zat radioaktif.

"Latar belakang penyelenggaraan latihan mencermati meningkatnya perhatian dunia akan potensi ancaman nuklir (nuclear threat) dan radiologi (radiological threat), perlu dilakukan pemantauan real-time atas tidak kejahatan penyelundupan material nuklir dan zat radioaktif. Sebab, potensi penyelundupan banyak dilakukan melalui laut," jelas Semi.

Baca juga: Sejak Kapal-kapal Ditenggelamkan, Sekarang Kapal Asing Sudah Jarang

Hal senada diungkapkan Sekretaris Utama Bapeten Hendriyanto Hadi Tjahyono yang mengaku untuk mengoptimalkan pengawasan, pencegahan, dan penindakan serta pendekatan transnasional antar-lembaga pemerintah terhadap kegiatan yang menggunakan bahan radioaktif maka Bapeten terus bekerjasama dengan semua instansi yang bersinggungan dengan bahaya nuklir ini.

"Tidak saja menggelar latihan bersama di laut, kemarin Bapeten juga menggelar latihan bersama di daratan dengan instansi terkait," kata Hendriyanto.

Bahkan tujuan penyelenggaraan latihan ini juga bertujuan untuk mempererat kerja sama antara Bakamla dan Bapeten untuk meningkatkan kemampuan peserta, khususnya pengawak kapal patroli Bakamla dalam bidang pencegahan penyelundupan bahan nuklir dan radioaktif melalui jalur laut.

"Sejauh ini ancaman tersebut masih dikatakan aman untuk di wilayah Indonesia. Namun, antisipasi tetap harus dilakukan, salah satunya dengan kegiatan hari ini," ujar Hendriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com