Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemetik Teh Keluhkan Rumah Tak Layak Huni pada Hasanuddin

Kompas.com - 25/04/2018, 16:54 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 2 Tubagus Hasanuddin ikut memetik teh bersama ratusan buruh pemetik teh di Desa Patengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018).

Dalam kegiatan sederhana tersebut, para buruh menumpahkan keluh kesah hidup mereka kepada pria yang akrab disapa Hasanuddin itu.

Mereka mengeluhkan upah kecil yang diterima hingga berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan hidup para buruh termasuk rumah yang sudah tidak layak.

"Rumah saya sering bocor dan dindingnya sudah banyak mengelupas," kata Yati, salah seorang buruh teh dalam dialog bersama Kang Hasan di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu siang.

(Baca juga : Elektabilitas Hasanuddin-Anton Paling Rendah, PDI-P Yakin Menang di Jabar )

Yati mengatakan, sebagai buruh pemetik teh, buruh yang ia terima sesuai UMK sebesar Rp 1,6 juta per bulan. Pendapatan tersebut sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapat tempat tinggal layak.

"Kalau bonus itu dari premi, syaratnya hasil teh sehari harus lebih dari 50 kilogram," ungkap Yati.

Usup S (49), mandor besar perkebunan teh Rancabali I menjelaskan, upah sesuai UMK bisa diperoleh asalkan dalam satu hari bisa menghasilkan 200 kilogram teh. Jumlah tersebut, digarap lima orang yang memiliki tugas masing-masing.


"Operator 1 orang, mistar 1 orang, pengangkut 1 orang, dan pegang mesin 2 orang," jelas Usup.

(Baca juga : Pasangan Hasanah Targetkan Raih 11,2 Juta Suara Perempuan di Jabar )

Meskipun sudah beralih menggunakan mesin dalam pengolahannya, hal tersebut tidak mengganggu terhadap berkurangya jumlah pekerja. Pekerja bisa dialihkan, misalnya ke bagian pemeliharaan teh.

"Cuma sekarang nyari pekerjanya yang sulit," ungkap Usup.

Setelah menerima keluhan buruh pemetik teh, Hasan berjanji, jika kelak diizinkan memimpin Jawa Barat, dia bersama wakilnya Anton Charliyan bakal menjalankan sejumlah program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk renovasi rumah.

"Rumah bocor atau yang rusak kami ada program Imah Rempeug. Mudah-mudahan program tersebut bermanfaat," ujar mantan wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut.

Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, pasangan yang dikenal dengan nama Hasanah tersebut memiliki program Sakola Gratis, serta pelayanan kesehatan gratis.

"Itu adalah kewajiban negara," jelasnya.

Lebih lanjut Hasan menjelaskan, sekarang rata-rata usia pekerja buruh pertanian di atas 40 tahun. Usia paling rendah 37 tahun.

"Program Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengembangkan desa sangat cocok. Back to basic. Pemuda jangan ke kota, yang tua juga sama jangan, mengajarkan yang muda (tetap) di desa," tandasnya. 

Kompas TV Berikut tujuh program unggulan Hasanah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com