Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehilangan Rumah karena Terseret Arus Sungai, 3 Keluarga Korban Tidur di Emperan Jalan

Kompas.com - 24/04/2018, 08:42 WIB
Junaedi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


MAMUJU, KOMPAS.com – Tiga keluarga korban bencana alam di Mamuju, Sulawesi Barat, kini terpaksa tidur di emperan jalan, tepatnya di Jalan Pattana Endeng, Kecamatan Simboro, Mamuju, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari kantor gubernur dan DPRD Sulbar. 

Mereka bingung mencari pengungsian yang aman untuk keluarga mereka setelah kehilangan tempat tinggal akibat rumahnya terjungkal ke sungai saat tebing penahan arus ambruk, Sabtu (21/4/2018).

Tak ada rumah permanen, ranjang kayu pun disulap jadi hunian dengan cara ditutup terpal plastik agar tak kepanasan dan kehujanan.

Pada Selasa (24/4/2018) pagi, ketika didatangi ke lokasi pengungsian, tiga keluarga korban itu tampak sibuk mengemasi terpal plastik yang menutupi ranjang kayu sebagai atap tempat mereka tidur di emperan jalan agar tak kepanasan atau kehujanan saat diguyur hujan.

Agar atap terpal bantuan Dinas Sosial itu tidak rapat di lantai ranjang, bagian tengahnya di ditopang dengan batang bambu.

Sementara empat sudutnya dipasangi tali dan ditambatkan di sana sini agar tak melorot atau beterbangan saat ditiup angin.

Baca juga: Rumahnya Ambruk akibat Tergerus Arus Sungai, Nenek dan Cucu Berhasil Selamat

Korban bernama nenek Kurnia bersama cucunya yang selamat saat rumahnya ambruk dan terjungkal ke sungai mengaku mengungsi ke emperan jalan karena bingung mencari tempat hunian atau pengungsian yang aman.

Kurnia dan cucunya yang selamat dari bencana tidak hanya karena kehilangan tempat tinggal setelah rumahnya ambruk, tetapi juga semua harta bendanya, termasuk beras dan makanan di dapur, ikut tercebur ke sungai.

“Tidur di sini saja karena tidak punya rumah,” tutur Kurnia.

Husniati, korban lainnya, mengaku terpaksa ikut mengungsi di pinggiran jalan lantaran tak ada tempat pengungsian untuk menampung keluarganya.

Belum ada bantuan

Ketiga kepala keluarga mengaku, pasca-kehilangan tempat tinggal dan mengungsi ke pinggir jalan mereka belum mendapatkan bantuan sembako atau bahan bangunan untuk merenovasi atau mendirikan rumahnya kembali. 

Dari pengakuan korban, pemerintah melalui Dinas Sosial pasca-peristiwa tersebut hanya melakukan pendataan jumlah korban. Namun, hingga kini belum ada bantuan berupa sembako yang sangat dibutuhkan korban.

“Pinggir jalan ditutupi plastik agar tak kehujanan atau kepanasan. Kita tidak punya tempat mengungsi ya terpaksa tidur di emperan jalan,” jelas Kurniati.

Baca juga: Bangunan Sarang Walet yang Roboh Sudah Lama Dibiarkan Kosong Pemiliknya

Diberitakan sebelumnya, rumah milik tiga keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Korongana Mamuju roboh setelah tanggul yang juga berada di bantaran sungai ambruk.

Nenek Kurnia dan cucunya yang sedang beristirahat karena hujan deras merasa panik dan sempat minta tolong lantaran rumahnya terjungkal ke sungai saat tebing sungai ambruk.

Beruntung, mereka berhasil menyelamatkan diri.

Sebelum insiden ini terjadi, Kota Mamuju dan sekitarnya diguyur hujan sejak dua hari sebelumnya, hingga mengakibatkan air Sungai Korongana banjir dan menghantam tebing di samping rumah warga berdiri.

Karena tak mampu menahan hantaman arus deras, tebing pun ambruk hingga satu dari tiga rumah di sekitarnya terjungkal ke sungai.

Kompas TV Akses jalan ke balai desa yang cukup terjal menyulitkan proses evakuasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com