Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rumah Saya Jebol, Kulkas Hilang Diterjang Banjir...."

Kompas.com - 22/04/2018, 00:25 WIB
Dendi Ramdhani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ngadiman (60), Gang Tresna RT 02 RW 07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, hanya bisa termenung melihat rumahnya yang jebol diterjang banjir, Sabtu (21/4/2018) malam.

Ngadiman bercerita, selepas maghrib ia mendengar gemuruh air dari Sungai Citepus yang tepat berada di samping rumahnya. Ia sudah berfirasat banjir akan datang. Sebab, daerah itu memang kerap jadi langganan banjir.

Namun, ia tak menyangka jika debit air begitu deras. Sadar bahaya mengancam, ia mengajak istri dan cucunya untuk segera naik ke lantai dua rumah tanpa sempat menyelamatkan harta benda.

"Saya dengar gemuruh. Bruk, pas dilihat tembok ruang tamu saya jebol. Rumah jebol, kulkas hilang terbawa banjir," ucap Ngadiman saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Sabtu malam.

Baca juga : Rumah Warga di Cibadak Bandung Bandung Terendam Banjir

Kompas.com sempat diajak Ngadiman untuk melihat kondisi rumahnya. Hampir seluruh perabotan rumah porak poranda disapu banjir. Termasuk sepeda motor kesayangannya.

"Kamar, semua perabotan di bawah habis. Pasrah saja, mau bagaimana lagi," ucap Ngadiman dengan nada lirih.

Fifi (45), tetangga Ngadiman, juga merasakan dampak yang sama. Beruntung, bagian dapurnya yang berada di samping sungai tak ikut ambruk diterjang air. Namun, hampir seluruh barang-barangnya rusak.

Fifi (45) warga Astana Anyar Bandung saat membersihkan sisa banjir, Sabtu (21/4/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Fifi (45) warga Astana Anyar Bandung saat membersihkan sisa banjir, Sabtu (21/4/2018).

"Airnya semeter lebih, semua barang hancur semua. Karena airnya cepat naik saya gak sempat selamatin harta benda. Saya hanya bawa TV karena itu masih dicicil, belum lunas," tutur Fifi.

Dampak proyek tol air Pagarsih

Banjir di Gang Tresna kali ini memang tergolong besar. Bekas genangan air di tembok rumah warga memperlihatkan ketinggian air lebih dari 1,5 meter.

Baca juga : Banjir dan Longsor Terjang Cianjur, Sejumlah Rumah Rusak dan 1 Mobil Hanyut

Sutisna (45) warga lain menuturkan, banjir tersebut diduga disebabkan proyek tol air di Jalan Pagarsih. Sebab, sejak ada tol air, debit air banjir semakin deras.

"Seumur-umur baru kali ini banjir besar. Ini karena tol air. Dulu, air Citepus itu tertahan di Jalan Pagarsih. Sekarang sungainya diperlebar agar air tak menggenang di jalan, tapi kita jadi korban di sini," tuturnya.

Fifi pun mengamini pernyataan Sutisna. "Ini gimana sih pemerintah. Kok bikin proyek gak melihat warga ke sini. Seharusnya debit air Citepus ini dipecah, jangan dilimpasin ke sini semua. Kalau sudah begini siapa yang mau tanggung jawab," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com