Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelamatan Harimau Bonita Tercatat Terpanjang Dalam Sejarah

Kompas.com - 21/04/2018, 19:06 WIB
Citra Indriani,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Penyelamatan harimau sumatera, Bonita, yang menewaskan dua orang warga di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau memakan waktu lebih kurang 4 bulan lamanya.

Hal itu dilakukan untuk menangkap Bonita dalam keadaan selamat atau tanpa dilumpuhkan.

Direktur Jenderal Kementrian Sumber Daya Alam Ekosistem (Dirjen KSDAE), Wiratno mengaku upaya penyelamatan harimau sumatera tersebut merupakan terpanjang dalam sejarah.

"Penyelamatan terpanjang dalam sejarah observasi harimau sumatera," akui Wiratno saat menghadiri jumpa pers di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Pekanbaru, Sabtu (21/4/2018).

Dari kerja keras yang dilakukan, harimau sumatera ini akhirnya dapat diselamatkan dan dilakukan observasi. Jenis harimau sumatera ini sudah tergolong hewan langka.

Di kawasan Suaka Margasatwa Karumutan saja, hanya terdapat 400-500 ekor populasi harimau sumatera. Maka dari itu, Wiratno mengajak seluruh pihak agar dapat melindunginya harimau sumatera tersebut.

"Saya minta habitatnya di jaga. Aktifkan terus patroli di kawasan tersebut. Saya sudah buka layanan call center dengan nomor 0813 7474 2981, aktif 24 jam," terang Wiratno.

Dia mengaku, saat ini masih banyak pekerjaan rumah terkait konflik harimau dengan manusia. Sehingga harus dilakukan dilakukan pencegahan bersama.

Menurut Wiratno, apabila harimau memasuki permukiman warga, itu karena ada beberapa faktor penyebab.

"Pertama karena ingin mencari makan, kedua ada yang menggangu keluarganya, misalnya anaknya dibunuh," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wiratno mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat dalam penyelamatan harimau sumatera di Riau.

Sebelumnya, harimau Bonita berhasil ditangkap, Jumat (20/4/2018) pagi sekitar pukul 06.00 WIB di blok 76-77 perkebunan kelapa sawit PT THIP di Kebun Eboni Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Inhil, Riau.

Penangkapan itu, dilakukan dengan cara penembakan bius oleh Andita Septiandini dari Yayasan Arsari. Setidaknya, dua kali tembakan barulah Bonita pingsan dan dievakuasi.

Harimau Bonita menewaskan dua orang warga. Korban pertama diterkam Jumiati pada 3 Januari 2018.

Sekitar satu bulan setelah itu, Bonita menerkam Yusri Effendi pada 10 Maret 2018, yang saat itu sedang membuat bangunan sarang burung walet di Dusun Sinar Danau, Inhil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com