Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Imah, Wanita yang Jadi Sopir Truk Trailer Sejak Usia Muda

Kompas.com - 21/04/2018, 15:00 WIB
Andi Hartik,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Meski aktivitas Imah menyerupai laki-laki, sifat kewanitaannya tidak hilang. Imah selalu menyempatkan diri untuk berhias diri sesaat sebelum berangkat mengendara.

Imah juga terbiasa membawa tas jinjing layaknya wanita biasa. Hanya saja, penampilannya sebagai sebagai seorang wanita sedikit tomboy.

Bagi Imah, berkendara di sepanjang jalan merupakan kenikmatan tersendiri. Itu lah alasan kenapa ia masih setia dengan pekerjaannya itu.

"Senang aja di jalan. Kayak senang terus ya. Di jalan pegang setir itu senang," katanya.

(Baca juga : Kartini Flight dari Garuda Indonesia, Apa Bedanya?

Karena alasan itu juga, Imah tidak pernah mengeluh meski mendapat order mengantar barang ke luar provinsi. Seperti ke Bali, Semarang, atau Jakarta.

Imah mengaku selalu memastikan kondisi kendaraanya sebelum berkendara. Termasuk beban muatan yang dibawanya. Sebab, Imah mengaku jarang mengalami kendala di jalan.

Seperti saat hendak berangkat pada Jumat pagi. Imah mengecek kondisi seluruh ban dan kendaraan. Setelah itu, ia mengecek kondisi petikemas yang dibawanya.

"Ban saya harus atos (keras). Kekuatan segini harus isi sekian," katanya sesaat sebelum memulai perjalanan.

Saat itu, Imah hendak mengambil barang di Pabrik Gula Krebet untuk dibawa ke Pelabuhan Perak Surabaya menggunakan truk trailer nopol L 8621 US.

Suka Duka

Banyak suka yang dialami Imah selama bekerja sebagai sopir trailer. Di antaranya, orang - orang di sekelilingnya, baik yang mendukung ataupun tidak

Namun, Imah bersyukur semua keluarganya mendukung. Termasuk suaminya, Nur Kholis yang bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran di Kota Batu.

Terkadang, Imah mengajak suami atau anak-anaknya ikut mengantarkan barang. Saat ini, Imah memiliki dua anak. Anak pertama, Nita Khurnia sudah berkeluarga. Anak keduanya, Nikko Edy Raharjo yang masih kuliah.

Belum terlintas di benak Imah untuk pensiun dari pekerjaannya. "Tidak pernah terpikirkan. Belum terprediksi. Saya masih kepengen di jalan," ungkapnya.

Namun jika nanti harus berhenti menjadi sopir truk karena faktor usia, Imah berkeinginan untuk buka warung atau membuka usaha bengkel dan toko onderdil mobil.

Untuk pekerjaannya, ia mendapatkan penghasilan berkisar antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per bulan, tergantung intensitas mengantar barang.

Nita Khurnia, anak pertama Ima hanya bisa mendoakan supaya ibunya selamat di jalan.

"Mama masih nyaman sih. Pokoknya mendukung apa kemauannya mama itu. Semoga selamat di jalan. Hati-hati. Terus semangat pokoknya dan jangan kecapekan. Jaga diri juga," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com